Program BMM–MADADA Kemenag Salurkan Modal Usaha untuk 8.600 Mustahik
Bimbingan Teknis BMM–MADADA--
Arsad menuturkan, Kemenag tidak hanya hadir sebagai mitra administrasi, tetapi juga sebagai pendamping peningkatan kapasitas takmir masjid. Setiap masjid penerima program akan dibina dalam manajemen kelembagaan, transparansi keuangan, serta tata kelola berbasis akuntabilitas publik.
“Kami ingin memastikan setiap rupiah dana umat dikelola secara amanah, transparan, dan memberi manfaat berkelanjutan bagi jamaah,” jelasnya.
Ia menambahkan, perluasan program MADADA ke depan juga akan melibatkan mitra strategis lintas sektor. Kemenag tengah menjajaki kerja sama dengan lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pemerintah daerah, dan sektor swasta untuk memperkuat aspek moderasi beragama dan ketahanan sosial berbasis masjid.
“Masjid harus menjadi episentrum harmoni sosial dan ketahanan ekonomi. Karena itu, kolaborasi lintas lembaga menjadi sangat penting agar dampaknya semakin luas,” katanya.
Menurutnya, program BMM–MADADA telah terbukti memperkuat peran masjid dalam menyeimbangkan fungsi spiritual dan sosial ekonomi. Di banyak daerah, masjid-masjid penerima program berhasil menumbuhkan usaha kecil jamaah dan meningkatkan taraf hidup warga sekitar.
BACA JUGA:Mantan Penyidik Senior KPK Soroti OTT terhadap Bupati Ponorogo dan Gubernur Riau
BACA JUGA:Pemerintah Tekan Impor Senilai USD1,4 Miliar
“Inilah wujud nyata Islam _rahmatan lil ‘alamin_ dalam konteks pembangunan umat,” ujar Arsad.
Ia menutup dengan menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai model inovasi sosial yang berkelanjutan.
“Kita tidak hanya membangun masjid yang megah, tetapi juga masjid yang berdaya, yang mampu menciptakan peluang, memperkuat solidaritas, dan menumbuhkan ekonomi jemaah. Inilah arah dakwah pembangunan yang kini kita dorong bersama BAZNAS,” pungkasnya