Titik balik terjadi saat seorang wisatawan asal Korea Selatan membeli dalam jumlah besar, yang kemudian menjadi pintu masuk pertama ke pasar ekspor.
Kini, melalui PT dan Koperasi Nira Lestari, Ella mampu mengekspor produk ke beberapa negara, seperti
Kanada (rata-rata 20 ton setiap 3 bulan), Belanda, Malaysia, Thailand dan Korea Selatan.
Kapasitas produksinya kini mencapai 60 ton per bulan dengan mitra petani sebanyak 309 orang serta Tim digital marketing 15 pemuda lokal.
Tidak hanya berhenti di bisnis, Ella kini juga membangun sekolah bisnis non-formal gratis di desa sebagai kontribusi untuk regenerasi wirausaha lokal.
Produk gula semut yang diproduksi oleh Ella telah memenuhi standar ekspor internasional, dengan uji kualitas mencakup kadar air, ash content dan pH.
Sebagai mahasiswa doktoral kimia, Ella juga mengembangkan aplikasi digital untuk uji kualitas dari foto sampel rancang bangun alat laboratorium murah untuk UMKM pendampingan produksi agar sesuai standar global.
BACA JUGA:Raup Omzet Rp700 Juta per Bulan, BAZNAS Sukses Berdayakan Usaha Tas UMKM Binaan
Teknologi ini memungkinkan pelaku UMKM melakukan quality control tanpa biaya mahal laboratorium.