KORANOKUTIMURPOS - PSSI melakukan peresmian program Garuda Academy pada Selasa (6/6) di Mandiri University Daan Mogot, Jakarta. Garuda Academy adalah program pendidikan serta pengembangan manajemen sepak bola yang diluncurkan PSSI untuk mendorong profesionalisme dan memperkuat fondasi industri olahraga nasional.
Pada momen bersejarah ini Ketua Umum PSSI, Erick Thohir hadir membuka langsung dan didampingi oleh Wakil Ketua Umum Zainudin Amali, anggota Komite Eksekutif Arya Sinulingga, Endri Erawan, Sekjen Yunus Nusi. Hadir juga tiga pemain timnas U-17 yakni Daffa Al Gasemi, Muhammad Zahaby Gholy, dan Fabio Azkairawan.
Peresmian ini juga dihadiri oleh perwakilan FIFA diantaranya Kanya Keomany (FIFA Council Member), Sanjeevan C. Balasingam (FIFA Director MA Asia-Oceania), Theodore Giannikos (FIFA Director of Special Project), Lavin Vignesh (FIFA Lead Regional Office), Andres Portabella (Senior Capacity Development and Education Manager), dan Yazeen Buhari (Advisor Consultant at FIFA Campus). Selain itu juga hadir perwakilan dari Bank Mandiri, Yayasan Bakti Sepak bola Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyatakan transformasi sepak bola Indonesia harus melampaui jauh dari sekadar kompetisi di lapangan sepak bola. Dia menambahkan, dibutuhkan leadership baru untuk melanjutkan transformasi dan bangun ekosistem sepakbola berkelanjutan.
Pembukaan Garuda Academy, menurut Erick menjadi insiatif yang tidak hanya baru, tapi juga komitmen kuat PSSI untuk membangun ekosistem sepak bola yang berkelanjutan di Indonesia, terutama dalam tata kelola dan manajemen olahraga paling populer di dunia ini.
"Inilah momen terbaik kolaborasi antara FIFA dan PSSI. Setelah saya meresmikan FIFA Arena sebagai sarana untuk menyalurkan antusiasme sepakbola bagi anak-anak melalui sekolah, kini giliran program perdana Garuda Academy yang juga didukung FIFA bersama AFC resmi dibuka. Artinya, usaha PSSI untuk terus memajukan dan mentransformasi sepakbola tidak akan berhenti karena FIFA dan AFC hadir bersama kita," kata Erick Thohir.
BACA JUGA:Launching FIFA Arena, Erick Thohir Bangga Indonesia Jadi Pionir Program Football for Schools
Erick menambahkan, antusiasme masyarakat Indonesia yang 75% mencintai sepak bola harus diimbangi dengan keberadaan sumber daya manusia yang memahami manajemen, tata kelola, dan operasional di bidang olahraga, khususnya sepakbola.
"Inisiasi Garuda Academy bersama FIFA dan AFC dilandasi kepedulian PSSI, bahwa jika ingin makin profesional dan berkelanjutan program transformasinya, maka manusianya harus dibangun. Garuda Academy ditujukan untuk bentuk karakter dan kapabilitas manusianya agar mereka bisa bangun sports management di Indonesia," lanjutnya.
Sebelum acara puncak berlangsung, PSSI telah menggelar pembukaan awal secara daring bersama 105 peserta terpilih. Dalam sesi pertemuan virtual yang diadakan pekan lalu, peserta berkesempatan bertatap muka dengan berbagai tokoh penting. Hadir dalam sesi itu yakni Direktur PT Garuda Sepak Bola Indonesia, Marsal Masita, serta perwakilan FIFA yakni Andres Portabella dan Yazeen Buhari. Pertemuan tersebut menjadi awal perkenalan antara peserta dengan ekosistem sepak bola internasional.
Pendaftaran Program Garuda Academy pada 19-24 April lalu membuat 300 orang lebih yang mendaftar. Namun melalui seleksi yang ketat dan terpilih 105 peserta.
Peserta berasal dari berbagai latar belakang, termasuk profesional muda di bidang olahraga dan lulusan baru dari universitas ternama. Tiga pesepakbola dan pernah membela timnas Indonesia yakni Greg Nwokolo, Yanto Basna, dan Rony Beroperay juga ikut di program ini.
PSSI menilai berdasarkan potensi kepemimpinan, semangat kolaboratif, dan komitmen untuk berkembang di sektor manajemen olahraga. Program ini memang dirancang sebagai gerbang awal untuk mencetak individu atau manajemen andal dalam industri sepak bola nasional.
Kriteria umum seleksi mencerminkan target serius PSSI dalam menjaga kualitas akademi ini. Setiap peserta merupakan WNI yang berdomisili di Indonesia, berusia maksimal 30 tahun, telah menempuh pendidikan minimal sarjana, fasih dalam bahasa Inggris, serta memiliki akun Garuda ID. Seleksi dilakukan melalui serangkaian tahapan yang menilai aspek teknis, kemampuan komunikasi, dan visi peserta terhadap masa depan industri olahraga.
Selama program berlangsung, peserta akan mengikuti pelatihan intensif yang terdiri atas lima tahap dimulai dari CORE 1.0 hingga CORE 5.0. Masing-masing tahapan dirancang untuk mengasah keterampilan manajerial dari level dasar hingga lanjutan. Kurikulum yang disiapkan mencakup pemahaman tentang struktur manajemen sepak bola, perencanaan pertandingan, pemasaran, manajemen keuangan, serta strategi kepemimpinan dalam organisasi olahraga.