Kemenparekraf Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke Keraton Kasepuhan

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, saat meresmikan Grand Launching Museum AI dan Tourism ERP Keraton Kasepuhan Cirebon yang merupakan Proyek Perubahan PKN II LAN RI dari Direktur Pengembangan Destin--

Pada kesempatan ini Pangeran Patih Keraton Kasepuhan Cirebon, Muhammad Nusantara, juga turut mengapresiasi atas peluncuran dari Museum CAVE AI Lotus di Keraton Kasepuhan Cirebon. 

BACA JUGA:Begini langkah-langkah menggunakan Asisten virtual BRI

BACA JUGA:Kualitas BRI Liga 1 Semakin Berkualitas

Ia mengaku sangat senang dengan kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan akademisi dalam mengedukasi generasi muda tentang pengetahuan sejarah yang ada di keraton. Dengan adanya atraksi baru ini, diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang sejarah dengan cara yang interaktif melalui teknologi inovatif.

“Semoga harapannya dengan terciptanya museum Cave AI di Keraton Kasepuhan ini untuk yang pertama kalinya bisa menjadi manfaat secara edukasi sejarahnya dan juga bisa bermanfaat nantinya untuk diterapkan di keraton-keraton yang lain,” kata Pangeran Patih Keraton Kesepuhan Cirebon, Muhammad Nusantara.

CEO Curaweda, Azhar Muhammad Fuad, yang juga merupakan bagian Tim Efektif Proyek Perubahan mengatakan Museum Cave AI LOTUS ini adalah sebuah wahana yang ditujukan untuk memperkenalkan keraton Indonesia kepada masyarakat, sehingga nantinya meningkatkan kualitas kunjungan ke Keraton Kasepuhan Cirebon. 

“Kenapa keraton? Indonesia saat ini punya lebih dari 7 candi dan lebih dari 57 keraton. Kami bersama menciptakan untuk mengidentifikasi generasi muda dan memperluas segmen selayaknya kita suka dengan film-film luar negeri seperti suka dengan Iron Man, Spiderman, dan macam-macam, saatnya kita hadirkan Superhero Indonesia dengan yang lebih akurat dengan AI,” kata Azhar.

Ketua Tim Peneliti Museum CAVE AI Lotus dari Telkom University, Ersy Ervina, menjelaskan LOTUS merupakan wahana atraksi wisata edukasi berbentuk CAVE Automatic Virtual Environment yang menghidupkan sejarah dan budaya Indonesia melalui teknologi AI. 

BACA JUGA:Lagi Ajukan KUR di Bank BRI, Berikut Panduan Agar Pinjaman Bisa Cair

BACA JUGA:Konsumen Respon Positif Pelayanan BRI di Lubuklinggau

“Jadi kita berpikir apa yang harus kita lakukan untuk pariwisata kita, sejarah, budaya kita untuk aset potensi, lalu di luar negeri kita senang masuk museum tapi di Indonesia masuk museum itu kayak gimana gitu ya, ini menjadi satu pemikiran kita ke depan untuk bagaimana membuat suatu wahana yang menarik, pertama keraton menjadi aset budaya, kemudian kita juga harus peduli dengan artefak-artefak,” kata Ersy.

 

Tag
Share