Topang SDM Industri, Menperin: Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Guna mencapai sasaran tersebut, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu pilar utama yang harus dipenuhi untuk menyambut visi Indonesia Emas 2045.--

“Khusus untuk kerja sama dengan luar negeri, catatannya, selain dengan Jepang, perlu juga untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Korea Selatan, China dan Taiwan. Kerja sama itu tidak hanya dengan industrinya saja, tetapi juga dengan kampus-kampus di luar negeri,” imbuhnya.

Menperin menginginkan, program pelatihan jangka pendek dengan konsep 3-in-1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) dapat terus dilaksanakan dalam jumlah yang lebih massif. Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang saat ini mencapai 682.000 per tahun.

“Untuk itu, diperlukan terobosan-terobosan strategi, kerja sama, maupun dukungan yang sinergis dan kuat dari para stakeholders. Inilah yang harus dikelola dan ditingkatkan terus oleh BPSDMI, karena keberadaan pendidikan dan pelatihan di BPSDMI adalah untuk industri,” tegasnya.

Pada kesempatan ini, Menperin memberikan apresiasi kepada BPSDMI yang juga telah melaksanakan pengembangan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kemenperin. 

Pengembangan dilakukan melalui sistem informasi pendidikan dan pelatihan aparatur untuk meningkatkan kompetensi pegawai secara mandiri. 

BACA JUGA:Artisan Batik Muda Berpotensi Besar Lestarikan Budaya Batik dengan Teknologi AI

BACA JUGA:Technology Day & Business Forum 2024: Chemical Fine Flow 3805 Elnusa Petrofin Raih Penghargaan

“Jadi, BPSDMI perlu untuk mengembangkan diklat teknis industri berjenjang bagi aparatur pembina industri di pusat dan daerah, sehingga strategi pembangunan industri di pusat dan daerah dapat tersinergi dengan lebih baik,” tandasnya.

Menperin mengingatkan kembali tentang perlunya kemampuan SDM Indonesia untuk memanfaatkan teknologi sehingga dapat menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya dalam upaya pengembagan industri dalam negeri.

 Melalui teknologi itu, akan terciptanya efisiensi di proses produksi, sehingga industri bisa lebih berdaya saing.

“Ini tantangan yang harus kita jawab, karena sejumlah robot yang dimanfaatkan oleh kita, masih impor dari berbagai negara. Jadi, kita harus punya keterpanggilan untuk menciptakan teknologi, seperti robot,” ujar Agus.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan