Angka Inflasi Indonesia Rendah, Sekda Sumsel Minta 17 Kab/Kota Atasi 10 Komoditas Penyumbang Penurunan Inflasi

//Sekertaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Ir. SA Supriono mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Daerah 2024 tentang Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok.--

PALEMBANG - Sekertaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Ir. SA Supriono mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Daerah 2024 tentang Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo.

Melalui Rakornas tersebut, Sekda Supriono mendengarkan langsung arahan Presiden Joko Widodo terkait dengan perkembangan inflasi di Indonesia secara virtual melalui Sumsel Command Center.

Dimana dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan inflasi terendah dibandingkan dengan negara lain didunia.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada tim pengendali inflasi pusat dan daerah. Sehingga pada bulan mei lalu angka inflasi kita, berada pada angka 2,84%. ini merupakan salah satu terbaik yang ada didunia. Atas usaha dan kerja keras kita, sekarang kita berada di angka tersebut", tuturnya memberikan sambutan.

Selain inflasi yang terjaga, Indonesia juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik berada pada angka 5,14%. Akan tetapi dengan capaian tersebut, Jokowi menghimbau agar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tidak menjadi lengah dan terus waspada.

BACA JUGA:Jadi Perhatian Pemerintah Kabupaten OKU Timur, PKK Selenggarakan Gerakan Pengukuran dan Intervensi Serentak

"saya tau, kalian setiap minggunya diabsen oleh Mendagri satu - persatu terkait dengan perkembangan angka inflasi didaerah masing - masing. Saya juga selalu menanyakan hal tersebut dengan Kepala Daerah agar kita aware terhadap hal penting tersebut", ucap Jokowi.

Berkaitan dengan perubahan musim dan iklim di Indonesia yang bisa mempengaruhi menurunnya jumlah produksi pangan dan panen, yang bisa menyebabkan naiknya angka inflasi, Jokowi menghimbau kepada seluruh Kepala Daerah untuk segera mungkin mengantisipasi kemungkinan - kemungkinan tersebut.

"Kita juga mendengar warning dari PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi 5 tahun kedepan, dan beberapa tahun ini kita merakan betul adanya gelombang panas. Jangan main - main urusan kekeringan, jangan main - main urusan gelombang panas, jika produksinya berkurang dan stoknya tidak ada hal ini dipastikan akan berpengaruh terjadinya inflasi", tegas Jokowi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Jokowi juga memerintahkan Kementerian PU bekerja sama dengan TNI untuk secepatnya memasang pompa - pompa di daerah yang memiliki produksi pangan, utamanya beras.

"Saat ini ada 1.400 pompa yang akan kita pasang didaerah produksi, ini juga akan kita tambah. Semuanya diharapkan dapat mengoptimalkan dalam memanfaatkan air, agar bisa diteruskan sampai ke sawah, harus ada irigasi primernya sehingga air betul - betul sampai ke sawah. hal ini akan dapat membantu kita untuk menjaga inflasi", ungkapnya.

Selain berkonsentrasi menjaga produksi dan hasil panen, Jokowi juga meminta agar Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah dapat membangun juga jalur distribusi yang berkesinambungan untuk mempermudah proses distribusi itu sendiri sehingga harga - harga barang akan tetap stabil.

BACA JUGA:Dinas Damkar OKU Selatan Bakal Buka Sejumlah Posko di Kecamatan

Sementara itu, Sekda Prov. Sumsel, Ir. SA Supriono usai mendengarkan arahan presiden. Dirinya langsung menghimbau agar Kepala Daerah di 17 Kabupaten dan Kota untuk bisa mengatasi 10 (Sepuluh) Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di Sumatera Selatan.

Tag
Share