Strategi Besar OKU Timur di Balik Pemecahan Tiga Rekor MURI
Kabupaten yang dikenal dengan semangat “Sebiduk Sehaluan” ini menargetkan pemecahan tiga sekaligus rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).--
OKU TIMUR — Di tengah hiruk-pikuk peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur mencuri perhatian nasional. Tak tanggung-tanggung, kabupaten yang dikenal dengan semangat “Sebiduk Sehaluan” ini menargetkan pemecahan tiga sekaligus rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI):
1. Peserta Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Guru Terbanyak se-Indonesia,
2. Kabupaten dengan Satgas Penanganan Tindak Kekerasan Terbanyak, dan
3. Kabupaten dengan Klub Drum Band Terbanyak di Indonesia
Dua di antara target tersebut—yakni UKBI Guru Terbanyak dan Satgas Penanganan Tindak Kekerasan Terbanyak—telah resmi terpecahkan pada 28 Oktober 2025. Pihak MURI melalui Awan Raharjo, Direktur Pemasaran Museum Rekor Dunia Indonesia, hadir langsung menyaksikan dan memverifikasi capaian spektakuler tersebut.
Namun di balik gegap gempita pencatatan rekor, tersimpan kerja senyap dan strategi panjang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur. Tim investigasi menemukan bahwa rencana pemecahan rekor ini telah digodok sejak awal 2024, sebagai bagian dari agenda besar penguatan ekosistem pendidikan daerah yang berorientasi pada mutu, perlindungan, dan karakter kebangsaan.
BACA JUGA:Wakil Bupati OKU Timur Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97
BACA JUGA:Liyu Toricko Bikin Bangga SD N 10 Martapura, Juara 1 Lomba Pisaan Beraksara Komering
Program UKBI massal bagi guru tak lahir begitu saja. Berdasarkan data yang dihimpun, lebih dari 1000 guru di seluruh kecamatan OKU Timur mengikuti tes ini secara daring dan luring. Tujuannya bukan semata mengejar rekor, melainkan memperkuat kemampuan bahasa Indonesia guru sebagai alat pembelajaran dan komunikasi publik.
Kepala Dinas Pendidikan OKU Timur,Wakimin,S.Pd.M.M yang menjadi penggagas utama program ini, menegaskan bahwa langkah tersebut adalah bentuk pembuktian nyata terhadap kualitas sumber daya manusia pendidikan di daerah. “Kami ingin menunjukkan bahwa guru-guru OKU Timur punya kompetensi yang tidak kalah dengan kota besar. Bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa, dan melalui UKBI, kami menegakkan martabat itu dengan data dan kerja nyata,” ujarnya kepada tim jurnalis.
Sementara itu, rekor kedua—pembentukan Satgas Penanganan Tindak Kekerasan Terbanyak lahir dari keprihatinan terhadap meningkatnya kasus kekerasan di satuan pendidikan. Melalui kebijakan kolaboratif dengan sekolah-sekolah dan pemerintah kecamatan, OKU Timur berhasil membentuk lebih dari 500 satgas aktif di berbagai jenjang pendidikan.
Sekretaris Dinas Pendidikan OKU Timur, Dodi Purnama,ST.M.M. menyebut bahwa langkah tersebut adalah “gerakan sosial terstruktur”.
BACA JUGA:Gencar Lestarikan Budaya Daerah, Disdikbud OKU Timur Gelar Lomba Aksara Komering
BACA JUGA:Polres OKU Timur Resmikan Pamapta