Diskusikan Realisasi Kerja Sama Alumunium di Indonesia

Di sela-sela acara the World Government Summit 2025 di Dubai, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban.--

KORANOKUTIMURPOS.ID - Di sela-sela acara the World Government Summit 2025 di Dubai, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban.

Pertemuan ini membahas kelanjutan rencana kerja sama EGA untuk mendukung pengembangan produksi Alumunium, melalui pengembangan Smelter yang mengolah Bauksit di Indonesia. 

CEO Abdulnasser menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu pemain utama di industri alumunium, namun demikian perlu pembahasan lebih lanjut untuk memetakan proyek-proyek yang dapat dikerjasamakan.

“Indonesia adalah negara potensial di sektor alumunium, oleh karena itu perlu terus dilakukan feasibility study guna mengukur efisiensi produk alumunium Indonesia” ungkap Abdulnasser.

EGA merupakan perusahaan produsen aluminium premium terbesar di dunia, yang  memiliki smelter aluminium di Dubai dan Abu Dhabi, dan merupakan perusahaan industri terbesar di Persatuan Emirat Arab (PEA) di luar sektor minyak dan gas. 

BACA JUGA:Gandeng Muslimat NU, Mendes: Wadah Penggerak Pemberdayaan Masyarakat Desa

BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Naik, ICP Januari 2025 Dipatok USD76,81 Perbarel

EGA telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama strategis  dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), dalam mendorong ekspansi produksi dan sekaligus mendorong hilirisasi industri aluminium yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk Indonesia.

Pada kesempatan ini CEO Abdulnasser juga menyatakan EGA telah menyepakati kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) untuk memperluas Smelter di utara Sumatera hingga 400.000 Ton/ tahun.

Namun proyek kerja sama tersebut belum terealisasi karena faktor tingginya biaya listrik dan pasokan listrik rendah karbon, yang digunakan untuk memproduksi alumunium hijau.

Sebagai sebuah perusahaan peleburan dan pengolahan aluminium kelas dunia, EGA telah melakukan pengembangan teknologi secara mandiri dalam hal peleburan aluminium, dan melakukan berbagai studi untuk penggunaan teknologi tinggi di Smelter INALUM Kuala Tanjung Sumatera Utara untuk mencapai peningkatan produksi hingga 400.000 ton per tahun, sehingga diharapkan akan bisa mengeksplorasi potensi-potensi baru dalam sektor industri pengolahan aluminium di Indonesia.

CEO Abdulnasser  juga menyampaikan bahwa EGA menggunakan solar panel sebagai sumber tenaga pengolahan alumunium dan berencana akan menjajaki alternatif pengembangan energi bersih di Indonesia. 

BACA JUGA:Komdigi Siapkan Tameng Digital untuk Anak: Aturan Ketat, Pengawasan dan Sanksi Tegas Menanti

BACA JUGA:Kemenag Perkuat Regulasi Untuk Akuntabilitas Lembaga Zakat

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan