Dukung Kolaborasi Untuk Perkuat Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar Domestik dan Global

Minggu 19 Jan 2025 - 00:23 WIB
Reporter : rama
Editor : Yogi

Kemenperin telah menempuh berbagai upaya mengembangkan sektor kakao, antara lain menginisiasi pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang akan mendukung pengembangan kakao hulu-hilir berkelanjutan. 

Dengan terbentuknya BPDP, Kemenperin juga sedang menyusun program pencapaian swasembada kakao untuk mencapai kemandirian industri pengolahan kakao nasional.

“Persiapan sudah dilakukan untuk pencapaian swasembada antara lain melalui program pengembangan SDM untuk memperkuat rantai pasok bahan baku industri berkelanjutan yang disebut program Cocoa Doctor,” jelas Dirjen Industri Agro.

Pada tahun 2024, program tersebut menghasilkan 37 Cocoa Doctor yang merupakan para petani yang sudah dilatih di Mars Cocoa Academy selama satu bulan. Para petani terlatih Cocoa Doctor juga telah melakukan pembinaan ke mitra petani Training of Trainers (ToT), yang meliputi lebih dari 3.700 orang petani. Kemenperin juga telah melakukan koordinasi dengan industri dan Kementerian/Lembaga terkait dalam upaya meningkatkan produksi dan kualitas biji kakao di dalam negeri.

Pelaksanaan Program TRACTIONS

Beberapa organisasi yang terlibat dalam TRACTIONS adalah Rainforest Alliance, organisasi global yang menjadi lead kerjasama multipihak bersama Rikolto, Kalimajari, Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana, dan Valrhona.

BACA JUGA:Persiapan Haji Hampir Selesai, Menag Sampaikan Tiga Pesan Penting

BACA JUGA:Teknologi Digital Printing Solusi Pengrajin Tradisional Raup Royalti 

Mereka berharap inisiatif ini bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao di Indonesia dan meningkatkan pendapatan masyarakat petani pedesaan dengan membuka akses ke pasar global.

“Harapannya, kegiatan ini dapat mempertemukan secara langsung koperasi dengan pemerintah pusat dan perusahaan cokelat Bean to Bar dalam upaya meningkatkan produksi dan pemasaran kakao premium. Selain itu, agar koperasi bisa mendapatkan kesepakatan pasar melalui penguatan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan produsen kakao,” tutur Cocoa Team Manager Rainforest Alliance, Lukmansyah.

Dalam empat tahun terakhir, Program TRACTIONS telah menunjukkan komitmen terhadap pertanian berkelanjutan dengan memberikan pelatihan tentang praktik pertanian dan penanganan pascapanen yang baik, membuka akses ke pembiayaan pertanian, dan memberikan akses pasar internasional kepada petani kecil di pedesaan melalui koperasi. 

Dari tahun 2021 hingga akhir 2024, mitra koperasi program TRACTIONS telah berhasil menjual lebih dari 102.194 MT kepada 25 perusahaan pembuat cokelat premium domestik dan global, termasuk Valrhona, perusahaan cokelat asal Prancis, yang menjadi anggota konsorsium.

Kebijakan Kemenperin untuk menjamin ketersediaan bahan baku industri, serta komitmen TRACTIONS dalam mengawal perkebunan kakao yang berkelanjutan di Indonesia, berhasil meyakinkan Valrhona untuk mendirikan pabrik pengolahan cokelat di Indonesia pada tahun 2027 dengan lokasi di Bali. 

BACA JUGA:Kemenag Akselerasi Sertifikasi 36.240 Lahan Wakaf Madrasah

BACA JUGA:Jadikan Puskesos Pusat Pemutakhiran Data Kemiskinan

Pembangunan pabrik cokelat Valrhona akan diawali dengan membangun perkebunan kakao di Jembrana pada tahun 2025. Selain mendirikan pabrik pengolahan cokelat, Valrhona juga akan membangun Education Centre on Pastry yang dipersiapkan untuk menjadi cocoa and chocolate destination untuk gourmet dan chef Internasional.

Kategori :