RI-Tiongkok Hadirkan Program Vokasi Kelas Global

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengembangkan industri pengolahan karet nasional agar bisa lebih berdaya saing global.--
KORANOKUTIMURPOS.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengembangkan industri pengolahan karet nasional agar bisa lebih berdaya saing global. Hal ini didukung karena Indonesia sebagai negara penghasil karet terbesar kedua di dunia, yang produksinya diperkirakan mencapai 2,26 juta ton pada tahun 2024.
Indonesia memiliki potensi besar di sektor industri karet. Langkah strategis yang dapat kita lakukan adalah memperkuat program hilirisasi serta meningkatkan produktivitas sektor industri pengolahan karet nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/10).
Menperin mengemukakan, salah satu kunci peningkatan produktivitas industri pengolahan karet adalah pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM). “Mereka diharapkan dapat terampil agar sesuai dengan kebutuhan industri saat ini dan adaptif terhadap perkembangan teknologi modern sehingga bisa menghasilkan produk yang inovatif dan kompetitif,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin terus memperluas kerja sama dengan berbagai pihak, baik mitra dalam maupun luar negeri, untuk menyelenggarakan program pengembangan SDM industri, termasuk untuk sektor pengolahan karet.
BACA JUGA:Terapkan Kurikulum Berbasis Cinta di 50 Madrasah
BACA JUGA:Peluang Produksi Tablet dan Mobil Listrik, Harap Xiaomi Perluas Investasi
Pada Jumat (10/10), BPSDMI melalui Politeknik ATK Yogyakarta membuka Kelas Inagurasi Luban-Mozi College, hasil kolaborasi dengan Sailun Group dan Qingdao Technical College (QTC). Sailun Group merupakan produsen ban modern asal Tiongkok, sementara QTC adalah lembaga pendidikan vokasi di Kota Qingdao, Provinsi Shandong, yang menjadi kampus model nasional di Tiongkok.
Melalui program ini, Sailun Group dan QTC memberikan beasiswa kepada 10 mahasiswa Politeknik ATK Yogyakarta untuk menempuh studi di QTC selama satu semester. Para penerima beasiswa memperoleh fasilitas asrama, biaya hidup, serta tiket perjalanan pulang-pergi (PP) yang seluruhnya ditanggung oleh pihak Sailun Group dan QTC.
Selama di Tiongkok, mahasiswa juga akan menjalani praktik kerja industri (prakerin) di Sailun Manufacturing Qingdao, dan setelah lulus, mereka akan langsung direkrut bekerja di PT Sailun Manufacturing Indonesia. Selain itu, delapan mahasiswa lainnya berkesempatan melaksanakan prakerin di Sailun Group Demak.
Kepala BPSDMI Masrokhan menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten dan berdaya saing. “Kami berharap kerja sama ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya pada aspek pemagangan dan penyerapan tenaga kerja, tetapi juga mencakup pengembangan kurikulum yang relevan, pengenalan bahasa dan budaya Tiongkok, peningkatan kapasitas dosen, serta penguatan sarana dan prasarana pembelajaran,” ungkapnya.
BACA JUGA:Tiga Medali OSN Nasional, MAN 1 Pekanbaru sebagai Sekolah Terbaik di Sumatera
BACA JUGA:Dukung Beiken Energy Kembangkan Coal to Chemical Perkuat Industri Kimia Nasional
Kelas industri ini berlangsung selama satu semester, yakni mulai September 2025 hingga awal Februari 2026. Program tersebut merupakan batch pertama dari kerja sama Kemenperin dengan Sailun Group dan QTC, dengan harapan akan terus berlanjut setiap tahun.
General Manager of HR Center Sailun Group, Chunyu Xianpeng, menyampaikan keyakinannya bahwa fondasi perusahaan global terletak pada penguatan talenta lokal.