Garuda Academy CORE 3.0, Fokus Penguatan Lisensi Klub Profesional
Program Garuda Academy CORE 3.0 memasuki hari kedua pada Rabu (3/12/2025) dengan topik pendalaman ‘Professional Club Licensing’ yang menjadi fondasi penting dalam tata kelola sepak bola modern.--
KORANOKUTIMURPOS.ID - Program Garuda Academy CORE 3.0 memasuki hari kedua pada Rabu (3/12/2025) dengan topik pendalaman ‘Professional Club Licensing’ yang menjadi fondasi penting dalam tata kelola sepak bola modern. Sesi ini menghadirkan Benjamin Tan dari Singapura, Project Director Sport Singapore sekaligus Konsultan Lisensi Klub AFC.
Sejak pagi, para peserta mengikuti rangkaian kelas yang dikemas intensif untuk memahami lebih jauh mekanisme lisensi klub yang diterapkan di tingkat Asia. Benjamin Tan membuka sesi dengan menjelaskan lisensi klub bukan hanya sekadar aturan yang harus dipenuhi, melainkan kerangka pembangunan klub yang berkelanjutan.
Menurutnya sistem lisensi klub berfungsi sebagai katalis peningkatan standar profesional, mulai administrasi, pengelolaan keuangan, infrastruktur, hingga pengembangan pemain usia muda. Melalui studi kasus, simulasi skenario, dan contoh praktik di lapangan, peserta diberi gambaran bagaimana persyaratan lisensi dapat diterapkan untuk membentuk klub yang kredibel, terstruktur, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Melalui materi hari kedua ini, peserta Garuda Academy CORE 3.0 diharapkan semakin memahami pentingnya tata kelola klub yang profesional serta mampu menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam ekosistem sepak bola nasional. Program akan berlanjut ke sesi berikutnya dengan fokus penguatan kapasitas manajemen sepak bola Indonesia.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Resmi Lepas Kontingen Indonesia ke SEA Games 2025 Thailand
BACA JUGA:Tinjau Indonesia Arena, Pastikan Kesiapan Indonesia Sports Summit 2025
Fakhri Ilyasa, satu di antara peserta Garuda Academy CORE 3.0, mengaku senang dengan program ini karena bisa bertemu dengan lektor dari AFC hingga FIFA. Dan, ternyata banyak hal yang bisa dikembangkan dari apa yang biasa dikerjakan dalam manajemen sepak bola.
“Dari sini apa yang sudah dikerjakan dengan teori yang dipaparkan FIFA dan AFC, ternyata bisa dibuat lebih terstruktur sehingga bisa efektif dalam praktiknya,” ujar Fakhri. “Karena kalau kita belajar sendiri kadang bingung saat menyusun strukturnya,” ia menambahkan.
Di pihak lain, para legenda Timnas Indonesia yang sehari sebelumnya berinteraksi dengan para peserta program Garuda Academy CORE 3.0 di lapangan, menyambut positif pelatihan seperti ini. Ismed Sofyan, misalnya, yang mengatakan sangat penting bagi orang-orang yang terlibat dalam manajemen sepak bola tahu tentang olahraga ini.
“Saya pikir antara manajemen dan sepak bola harus ada kolaborasi. Apa artinya pengetahuan di luar sepak bola, kalau tanpa tahu sepak bola itu sendiri,” kata Ismed Sofyan.
Hal senada disampaikan Achmad Jufriyanto juga ikut tampil dalam fun football dengan para peserta Garuda Academy CORE 3.0. Ia yakin program Garuda Academy mampu memunculkan banyak sosok yang andal dalam mengurus sepak bola.
BACA JUGA:Resmi Mengumumkan Peluncuran PSSI Awards 2026
BACA JUGA:Wondr by BNI Sirnas PREMIER 2025, Salsabila Amiradana Melaju Mulus ke Perempat Final
“Harus diakui kalau kelemahan orang-orang kita itu ada di kepemimpinan dan manajerial, sehingga program Garuda Academy seperti ini sangat bagus untuk atmosfer sepak bola Indonesia,” kata Jupe, panggilan akrabnya.