Cahaya Adharta
----
Namun takdir sering kali tidak memilih waktu yang baik untuk memberi ujian.
Suatu pagi, telepon berdering.
Suara di seberang terdengar berat dan kaku.
“Maaf, Nyonya Kelvin...
suami Anda mengalami kecelakaan saat bertugas.
Ia tidak selamat.”
Dunia Maria runtuh dalam sekejap.
Suara di sekelilingnyi lenyap.
Ia jatuh berlutut, memeluk telepon yang dingin, seakan dari sana ia bisa menarik kembali suara suaminyi.
Malam itu, salju turun tipis di luar jendela, putih dan senyap, seperti menutupi semua warna kehidupannyi.
Hari-hari setelah itu berubah menjadi kabut.
Maria berhenti bicara.
Ia datang ke makam Kelvin setiap hari, duduk diam di bangku batu, membaca ulang surat-surat cinta lama.
”Kenapa kamu pergi begitu cepat?” bisiknyi berulang kali.
Satu tahun berlalu. Ia masih menatap foto pernikahan mereka setiap malam.