Kolaborasi Global Lindungi Kawasan Refugia Terumbu Karang

Foto: IST - Kolaborasi global melindungi terumbu karang yang tahan terhadap perubahan iklim di Konferensi Laut PBB ke-3 (UNOC3), yang berlangsung pada 9 sampai 13 Juni 2025 di Nice, Prancis.--

Menurutnya, Ekosistem Terumbu karang juga menyumbang nilai ekonomi yang signifikan. 

 

Di Indonesia, layanan ekosistem ini diperkirakan bernilai sekitar USD 3,3 miliar per tahun, mencakup sektor perikanan skala besar dan kecil, serta pariwisata berbasis terumbu karang. 

 

Meski demikian, terumbu karang termasuk ekosistem paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti peningkatan suhu laut, pengasaman dan polusi. 

 

Model ilmiah global memproyeksikan bahwa lebih dari 90% terumbu karang dunia akan mengalami degradasi pada tahun 2050 jika tidak dilakukan langkah konservasi yang mendesak dan efektif.

 

Sementara Rachel Sapery James, Coral Reef Rescue Initiative (CRRI) Lead menyampaikan, Komitmen global ini menyatukan negara-negara dan organisasi yang bekerja untuk melindungi wilayah refugia - area yang punya peluang lebih tinggi bertahan dari dampak iklim. 

 

"Melalui kemitraan, kami menargetkan perlindungan kawasan kunci yang mencerminkan keanekaragaman hayati penting dan manfaat lokal,” jelas Rachel Sapery James, Coral Reef Rescue Initiative (CRRI) Lead.

 

Kemudian Dr. Imam Musthofa Zainudin selaku Direktur Program Kelautan dan Perikanan, Yayasan WWF Indonesia juga menyampaikan, Terumbu karang Indonesia sangat penting secara global bagi ketersediaan ikan mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia, termasuk keanekaragaman hayatinya. 

 

"Tetapi sangat rentan terhadap tekanan perubahan iklim. WWF-Indonesia mendukung Pemerintah Indonesia dalam implementasi inisiatif ini melalui kerja sama erat dengan masyarakat lokal dan mitra lainnya, dengan pendekatan konservasi yang adaptif, inklusif, dan berbasis sains, " Terangnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan