Fokus Kembangkan Sentra IKM Wastra di Pelosok Tanah Air

Industri wastra atau kain tradisional Indonesia seperti batik dan tenun sangat erat kaitannya dengan perkembangan industri fesyen dalam negeri. --

KORANOKUTIMURPOS - Industri wastra atau kain tradisional Indonesia seperti batik dan tenun sangat erat kaitannya dengan perkembangan industri fesyen dalam negeri. Industri wastra nasional memiliki nilai tinggi berupa identitas dan ciri khas yang merupakan hasil dari perpaduan antara kearifan lokal dan kreativitas masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. 

Namun demikian, proses produksi yang rumit dan memerlukan keahlian serta keterampilan para perajin, menjadi tantangan tersendiri bagi industri wastra nasional dalam menghadapi persaingan pasar industri fesyen.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk menjadikan industri wastra sebagai komoditas unggulan identitas bangsa yang mampu memberikan manfaat besar bagi perputaran roda perekonomian dan menyediakan lapangan pekerjaan di masyarakat. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengungkapkan, industri wastra Indonesia berpotensi untuk terus tumbuh dan semakin diminati konsumen lokal dan internasional.

“Salah satu upaya yang kami lakukan bersama pemerintah daerah dalam mengembangkan industri wastra nasional adalah dengan melakukan pengembangan sentra IKM wastra di pelosok tanah air agar semakin berdaya saing,” kata Dirjen IKMA dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (25/5).

Beberapa waktu lalu, Dirjen IKMA turut mengehadiri acara Peresmian Sentra IKM Tenun Sambaliung di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

BACA JUGA:Kunjungi Comic Frontier, Sebut Kreator Lokal Tinggal Didorong ke Pasar Global

 Menurutnya, pengembangan Sentra IKM Tenun Sambaliung merupakan kolaborasi Kemenperin dengan Pemkab Berau sebagai upaya dalam memaksimalkan potensi industri tenun lokal yang menggunakan skema pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang IKM tahun 2022 dan 2024. 

Sentra yang berlokasi di Sukun Tengah, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau tersebut telah membina sebanyak 22 IKM tenun yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Berau. 

“Pengembangan sentra bertujuan untuk mendukung pelaku IKM melalui berbagai layanan seperti fasilitasi produksi dengan mesin dan peralatan terbaru, standardisasi produk, hingga bantuan promosi dan pemasaran,” terang Reni. Pengembangan sentra ini juga merupakan langkah nyata pemerintah dalam mengembangkan ekosistem sentra IKM Tenun Sambaliung di Kabupaten Berau.

Dirjen IKMA mengungkapkan, pengembangan sentra tidak terlepas dari potensi industri wastra yang dapat menjadi salah satu sektor industri yang menerapkan prinsip industri ramah lingkungan melalui konsep slow fashion dalam proses bisnisnya. 

“Saat ini sedang berkembang gerakan sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan di tengah gencarnya tren fast fashion. Industri wastra nusantara hadir bukan hanya sebagai produk budaya, melainkan juga sebagai solusi yang proses pembuatannya sarat akan nilai kearifan lokal, penggunaan bahan alami, serta filosofi yang terkandung di dalamnya menjadikan wastra sangat sejalan dengan konsep slow fashion,” jelas Reni.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan