Perkuat Sektor Keamanan Siber, Indonesia dan Australia Jalin Kerja Sama Pengembangan SDM

Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat membawa manfaat besar bagi berbagai sektor, namun juga menimbulkan tantangan baru dalam keamanan siber.--
"Kami melihat keamanan siber bukan hanya sekadar bagian dari teknologi, tetapi bagian dari masa depan," ujar James Karnadi yang mewakili CEO PT Innoveight Technofarm Indonesia.
Ditambahkan pula bahwa momen penandatanganan MoU ini adalah awal dari sesuatu yang besar. Dedikasi para mitra dalam kerja sama ini tidak hanya sebatas kesepakatan, tetapi merupakan upaya untuk menciptakan legacy yang akan berdampak panjang.
Universitas RMIT akan memperkenalkan sektor industri Indonesia pada bidang keamanan siber, memberikan edukasi mengenai prinsip-prinsip utama dalam perlindungan jaringan, serta memperluas pemahaman sektor industri terhadap dampak keamanan siber.
"RMIT akan mendukung dan bekerja sama dengan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan peningkatan kapasitas SDM melalui pengalaman belajar yang inovatif di bidang keamanan siber," tambah RMIT Deputy Vice-Chancellor Vocational Education and Vice-President Mish Eastman.
BACA JUGA:Kemenag Perkuat Regulasi Untuk Akuntabilitas Lembaga Zakat
BACA JUGA:Dorong Perluasan Pasar Produk Kreatif di World Expo 2025 Osaka
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath yang turut menyaksikan penandatanganan MoU tersebut menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari kemitraan jangka panjang antara Indonesia dan Australia dalam bidang pendidikan dan pengembangan keterampilan.
"Indonesia dan Australia memiliki sejarah kerja sama yang erat, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi dan vokasi. Sebelumnya, Monash University telah menjadi pelopor dalam memperkuat hubungan akademik antara kedua negara, diikuti oleh pembukaan resmi Western Sydney University dan Deakin Lancaster University.
Kini, RMIT melanjutkan komitmen tersebut dengan memperkuat kehadirannya di Indonesia melalui inisiatif pendidikan dan pelatihan di bidang keamanan siber. Kemitraan ini menegaskan dukungan Australia dalam meningkatkan ketahanan ekonomi dan keamanan digital di Indonesia," terang Wadubes Kamath.
MoU ini merupakan Quick Win dalam pengembangan tenaga kerja, memperkuat prioritas program Asta Cita Presiden Prabowo dalam berinvestasi pada pendidikan dan keterampilan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) untuk memberdayakan masyarakat Indonesia dalam mempercepat kemajuan sebagaimana yang dicita-citakan dalam Visi Indonesia Emas 2045.
“Kemitraan ini memiliki visi untuk mengembangkan keterampilan di industri teknologi maju, termasuk artificial intelligence (AI), cybersecurity, machine learning, dan quantum computing,” ujar Deputi Edi.
BACA JUGA:Dorong Perluasan Pasar Produk Kreatif di World Expo 2025 Osaka
BACA JUGA:Menperin: Pemerintah Berikan Perhatian Luar Biasa Kepada Industri Otomotif
Penandatanganan MoU ini menandai awal baru dalam kolaborasi, sejalan dengan visi para mitra untuk mendorong perkembangan kerja sama. Penyelesaian ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) tahun ini yang merupakan inisiatif dari Indonesia menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk berperan sebagai gerbang keterampilan dan inovasi di ASEAN.
“MoU ini akan mendukung pendekatan berbasis jaringan dan solusi menyeluruh dalam pengembangan keterampilan teknologi, dengan menerapkan model hub-and-spokes yang berpotensi menghubungkan negara-negara anggota ASEAN dan berbagai wilayah nusantara melalui pelatihan interaktif dan hybrid yang selaras dengan kebutuhan industri,” pungkas Deputi Edi.