Risang Bima

Sabtu 02 Mar 2024 - 11:05 WIB
Reporter : siska
Editor : yogie

COPET-copetan belum selesai. Bahkan ada pencopet yang kemudian dirampok. Tapi semuanya akan selesai dengan damai. Tanggal 20 Maret depan hasil Pemilu harus diumumkan.

 

Itulah yang terjadi di Madura. Mungkin tidak di seluruh Madura. Di beberapa tempat tidak terjadi seperti itu.

 

''Itu sudah biasa. Sejak dulu. Sampai sekarang,'' ujar Risang Bima SH. 

 

''Copet yang dirampok'' tadi adalah istilah Risang untuk keadaan hilang-tambahnya suara di sana.

 

Sejak jadi wartawan Risang sudah terkenal pemberani. Risang adalah sedikit wartawan yang masih bekerja untuk kepentingan umum. Apa pun risikonya. Termasuk dimarahi, dibuntuti, sampai diancam dibunuh. Berkali-kali. Sampai redakturnya yang justru takut. Padahal redaktur jauh dari lokasi pejabat yang "dihantam'' Risang.

 

Puncaknya Risang frustrasi: tulisan ternyata tidak mengubah keadaan. Sudah ditulis tiap hari pun tetap saja pejabatnya tebal muka. Kritik sekeras apa pun tidak ada gunanya. 

 

Maka ia berhenti sebagai wartawan. 

 

Ia ingin membela rakyat secara langsung. Ia jadi pengacara di Bangkalan, Madura. Bukan pengacara komersial. Ia jadi pengacara yang membela rakyat. Nama kantor hukumnya: Rumah Advokasi Rakyat (RAR). Motonya, (bacalah dengan hanya lirikan mata): Fuck the System.

Kategori :

Terkait

Jumat 04 Jul 2025 - 10:11 WIB

QRIS Pungky

Kamis 03 Jul 2025 - 10:06 WIB

Asli ITB

Minggu 29 Jun 2025 - 08:26 WIB

Bukhari Sukarno

Sabtu 28 Jun 2025 - 08:50 WIB

Dasco Sicilia

Kamis 22 May 2025 - 08:57 WIB

Embun Diktator