Expo Kemandirian Pesantren Meriahkan MQK Internasional di Wajo

Sabtu 04 Oct 2025 - 18:46 WIB
Reporter : Claudeo
Editor : Yogi

KORANOKUTIMURPOS.ID- Gelaran perdana Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional 2025 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, kian semarak dengan hadirnya Expo Kemandirian Pesantren. Pameran yang dipusatkan di Lapangan Merdeka Wajo ini resmi dibuka pada Jumat (3/10/2025) dan langsung menyedot ribuan pengunjung dari berbagai daerah.

Lebih dari 50 stan menampilkan produk unggulan pesantren dari berbagai provinsi. Santri memamerkan karya dan inovasi mulai dari olahan pangan, kerajinan tangan, hasil pertanian, hingga teknologi berbasis pesantren.

Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama, Helmi Halimatul Udhmah, menegaskan expo ini adalah bukti nyata peran pesantren dalam membangun kemandirian ekonomi umat.

“Pesantren tidak hanya pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga motor penggerak ekonomi masyarakat. Dengan kemandirian ekonomi, pesantren semakin berdaya dan berkontribusi bagi bangsa,” ujarnya.

Helmi menambahkan, Kemenag melalui Program Kemandirian Pesantren telah menyalurkan bantuan kepada 4.186 pesantren, dengan lebih dari seribu di antaranya kini memiliki badan usaha mandiri. Hingga saat ini juga telah berdiri lebih dari 2.300 koperasi pesantren di berbagai daerah.

BACA JUGA:Optimalkan Sumber Energi EBT, Indonesia Lanjutkan Kerja Sama dengan Swiss

BACA JUGA:Kemenag Kaji Penyesuaian Nomenklatur dan Susun Capaian Pembelajaran Mata Kuliah PAI

Senada, Ketua DWP Kemenag, Sinarliati Kamaruddin, menekankan bahwa MQK dan expo adalah dua sisi yang saling melengkapi.

“MQK menegaskan peran pesantren sebagai benteng ilmu dan akhlak, sementara expo menegaskan pesantren sebagai motor kemandirian dan kesejahteraan umat. Inilah harmoni indah: pesantren sebagai pusat keilmuan sekaligus pemberdayaan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DWP UP Ditjen Pendidikan Islam, Kiptiyah Suyitno, menyampaikan bahwa expo juga melibatkan UMKM dan organisasi lokal di Sulsel. Produk yang ditampilkan sangat beragam: kitab keislaman, kerajinan, kuliner halal, hingga inovasi teknologi karya santri.

“Kemandirian pesantren bukan hanya soal mencetak generasi alim, tapi juga generasi yang kreatif, tangguh, dan berdaya saing di tengah dinamika global,” tegasnya.

Selain pameran produk, expo turut diramaikan lomba hadrah, talkshow kewirausahaan, pertunjukan seni, hingga aneka permainan. Rangkaian acara ini diharapkan memperluas pemahaman publik bahwa pesantren adalah pusat pendidikan, budaya, sekaligus penggerak ekonomi umat.

 

Kategori :