Rosi, warga Kelurahan Majasari, Kecamatan Prabumulih Selatan, Kota Prabumulih mengaku banjir kali ini merupakan terparah sepanjang sejarah. Pasalnya, rumahnya baru satu kali kebanjiran setinggi mata kaki. "Nah, malam tadi rumah kami banjir hampir selutut," sebutnya.
Tak ayal, di tengah malam mereka bersama warga lainnya mencari pertolongan untuk mengungsi ke tempat keluarga.
BACA JUGA:Respons Houthi Atas Serangan Udara AS-Inggris: Kalian Harus Siap Bayar Mahal!
"Kasihan dengan anak-anak, apalagi yang kecil masih bayi," sebutnya mengaku awalnya kesulitan mengungsi karena sungai Kelekar meluap.
Senada diungkap Narsi, warga Kelurahan Prabumulih, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih juga terdampak banjir. "Seluruh rumah terendam, mulai dari dapur hingga ruang tamu, semuanya banjir," keluhnya.
"Air masuk rumah mulai pukul 00.36 WIB, kami tidak bisa masak," sambungnya.
Pj Wali Kota Prabumulih, H Elman ST MM didampingi Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), Kepala OPD, Camat dan Lurah langsung meninjau sejumlah lokasi banjir, Sabtu pagi.
Seperti di kawasan di Sukaraja, Majasari, Karang Raja, Muaradua dan beberapa kawasan di Kota Prabumulih lainnya ditinjau orang nomor satu di kota nanas itu.
"Sementara ini, kita bantu nasi bungkus bagi warga yang terdampak banjir," ujar Pj Wali Kota Prabumulih, H Elman di sela-sela tinjauannya.
Selain itu, pihaknya juga mendirikan dapur umum, menyiapkan mobil ambulan, perahu karet dan lainnya di sejumlah titik banjir. "Kita terus berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya," terangnya.
Sementara itu, pengurus RT, RW dan pengurus masjid di Perumnas GPI Kelurahan Gunung Ibul, Prabumulih Timur langsung membuka posko bagi warga yang terdampak banjir di kawasan GPI, CPI dan sekitarnya.
"Bagi warga yang terdampak banjir, silahkan menjaga anak-anak jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan dan silahkan datang ke Posko di masjid Al Fath jika membutuhkan bantuan," ujar salah satu pengurus melalui pengeras suara.