Menpora Dukung PSSI Beri Efek Jera Pada Supporter

Foto : dok : sumeks.co - Suporter pada pertandingan sepakbola yang sering membuat keributan akan diberi efek jera--

OKUTIMURPOS - Kerusuhan oleh oknum suporter saat pertandingan sepakbola kembali terjadi. Menpora Dito Ariotedjo mendukung PSSI untuk memberikan efek jera.

 

Dito selaku Menpora memerintahkan dan mendukung PSSI untuk memberikan sanksi jera agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, pada Selasa 5 Desember 2023.

Seperti diketahui, dunia sepak bola Indonesia kembali dilanda kerusuhan suporter. Ada tiga insiden kerusuhan di kalangan suporter tim dalam 15 hari terakhir.

Saat pertandingan terakhir antara PSIS Semarang dan PSS Sleman di Stadion Jatidiri. Saat itu, terjadi bentrok antara pendukung PSIS dan kelompok swadaya PSS.

Kronologi kerusuhan yang dirangkum Sumeks.co dari berbagai sumber, berawal dari saling ejek antar supporter.

Supporter PSIS Semarang dari sisi utara tribun terlibat saling hina dengan suporter PSS Sleman yang datang ke Stadion Jatidiri.

Kedua orang itu saling menertawakan dan kemudian saling melemparkan diri. Bahkan banyak fans yang berani menonton dari pinggir lapangan.

Beberapa penonton tiba-tiba bergegas keluar ke tengah lapangan dari tribun barat. Orang berusaha lari ke tengah lapangan bersama anak-anaknya yang masih kecil untuk menghindari kekacauan.

CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi yang turun ke lokasi kejadian untuk meredam kericuhan mengalami luka di bagian kepala.

Faktanya, saat Yoyoku Skawi berjalan ke sisi utara tribun, dia memiliki dua tim medis yang merawat kepalanya.

Duelnya berjalan lancar pada awalnya. Namun, terjadi kerusuhan di perpanjangan waktu babak kedua.

Pemain PSIS dan PSS yang ada di bench berlari ke dalam lapangan dan coba masuk ke ruang ganti. Penonton yang berada di tribun terlihat saling melempar barang.

Suporter tim tamu disarankan untuk tidak hadir Sebelumnya, suporter tim tamu disarankan untuk tidak menghadiri pertandingan antara PSIS Semarang dan PSS Sleman. Lalu, disampaikan PSS Sleman melalui kontak media sosial resmi klub.

Sehubungan dengan larangan PT terhadap kehadiran suporter dan penonton tim tamu, manajemen LIB PSS Sleman meminta agar suporter PSS Sleman tidak diperkenankan mengikuti acara pada Minggu 3 Desember di Stadion Jatidiri Semarang.

"Kami mengimbau kepada seluruh pemain untuk tidak menghadiri pertandingan antara PSIS Semarang dan PSS Sleman," kata klub dalam pernyataannya.

PSIS Semarang, kubu tuan rumah, juga mengirimkan pesan serupa. Klub Jawa Tengah meminta pendukung tim tamu untuk tidak mengunjungi stadion secara langsung untuk menghindari gangguan.

“Fans tim tamu dimohon untuk tidak menghadiri pertandingan PSIS vs.PSS”

Mohon hormati pihak penyelenggara,” demikian bunyi pernyataan PSIS di media sosial X (Twitter). PSIS Semarang mengamankan tiga poin berkat gol Carlo Fortes.

Klub yang berjuluk Mahesa Jenard itu naik ke posisi ketiga klasemen Ligue 1.

BACA JUGA:Ini Ternyata Ini Motif Penculikan Ayah Winger The Reds

Dua belas orang tewas atau terluka dalam dua insiden kekerasan sebelumnya pada pertandingan Dewa United melawan Persib Bandung di Stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang.

Dan usai laga Gresik United kontra Deltoras, terjadi kericuhan di Gelora Joko Samudro.

“Iya betul, kami kembali mencari cara yang paling efektif, salah satunya sedang dibahas terkait dengan apa yang dilakukan Persib agar suporter didaftarkan secara digital,” jelasnya.

“Tetapi yang pasti kita juga memerlukan pemahaman yang lebih detail mengenai aspek psikologis suporter,” kata Dito.

Akibat kerusuhan tersebut, kepala CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi terkena batu dan mengalami luka serius hingga memerlukan delapan jahitan.

Mengetahui hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotejo mendukung PSSI untuk memberikan sanksi tegas kepada suporter yang menyebabkan gangguan pada pertandingan sepak bola.

Dalam rapat Menpora, Pak Dito mengatakan “Saya mendorong PSSI untuk memberikan sanksi yang meyakinkan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi. Dito berharap bisa melihat hubungan yang kuat antara klub dan fansnya di masa depan”.

Agar pihak klub memberikan edukasi kepada para supporternya dan memastikan agar kejadian yang mencoreng citra sepakbola Indonesia tidak terulang kembali.

“Iya betul suporter kita kembali mencari cara yang paling efektif. Artinya, mendaftar secara digital,” jelas Menpora Dito.

BACA JUGA:Atlet Panjat Tebing Sumatera Selatan, Rebut 3 Medali di Kejurnas

Yang pasti dari segi psikologisnya juga harus ada edukasi harus diberikan penjelasan yang jelas,” tutupnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan