Pemerintah Perkuat Sinergi dengan Kampus Optimalkan Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan arti penting sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk membumikan pemanfaatan kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI).--
“AI hanya bisa bekerja dengan data. Tetap manusia yang mengendalikan, sehingga kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama,” jelasnya seraya menambahkan bahwa perkembangan pesat AI yang kini mendekati kecerdasan artifisial umum.
Pusat Inovasi dan Pengembangan AI
Wakil Rektor UGM Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi, Arief Setiawan Budi Nugroho, menyatakan kebanggaan karena UGM menjadi tuan rumah acara ini.
“Ini adalah kehormatan bagi UGM. Kehadiran Menteri memungkinkan kami mendengar langsung strategi pemerintah menghadapi tantangan teknologi di masa depan,” ungkapnya.
Arief menjelaskan UGM memiliki komitmen kuat untuk menjadi aktor penting dalam memanfaatkan AI bagi kepentingan bangsa. Kampus ini terus mendorong penelitian dan pengembangannya, termasuk integrasinya dalam sektor kesehatan, pendidikan dan sektor lainnya.
Salah satu inovasi UGM misalnya pemantauan kerusakan jalan tol menggunakan AI, yang mempercepat proses tanpa mengurangi keakuratan. Selain itu, teknologi tersebut juga dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit seperti tumor, malaria, dan penyakit mata, yang meningkatkan akses layanan kesehatan di wilayah terpencil.
UGM juga telah membuka program magister kecerdasan buatan dengan konsentrasi “Applied AI in Business”, yang melatih mahasiswa untuk memanfaatkan AI dalam dunia bisnis. Kerja sama dengan Microsoft telah dilakukan untuk mendukung literasi digital sivitas akademika.
Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi digital. Kontribusi sektor ini diproyeksikan meningkat dari USD90 Miliar pada 2024 menjadi USD135 Miliar pada 2027. Data juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga pengguna AI terbanyak di dunia, dengan 1,4 miliar kunjungan ke platform berbasis AI.
“Ini menunjukkan antusiasme dan potensi besar yang harus dimanfaatkan,” kata Meutya.
Namun, pemerataan infrastruktur telekomunikasi menjadi salah satu fokus pemerintah. “Masih banyak daerah yang belum terjangkau, dan ini menjadi prioritas kami agar generasi muda di pelosok juga bisa mengakses teknologi AI,” tandasnya.
Diskusi ini juga menyoroti perlunya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, dan industri untuk menciptakan solusi inklusif dan berkelanjutan.
“AI menghadirkan peluang besar, tetapi juga tanggung jawab besar. Kerja sama lintas sektor sangat penting untuk memastikan teknologi ini dimanfaatkan dengan bijak,” ujar Meutya Hafid.
Menkomdigi menutup acara dengan harapan bahwa generasi muda tidak hanya menjadi pengguna AI, tetapi juga inovator yang menciptakan solusi bermakna.
“Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Mari bersama-sama menciptakan masa depan digital Indonesia yang inklusif dan berdaya saing global,” ungkapnya