Menko PMK: Presisi dan Kolaborasi Kunci Penanganan Stunting
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya pendekatan presisi dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanganan stunting di Indonesia.--
KORANOKUTIMURPOS.ID — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya pendekatan presisi dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanganan stunting di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Data Keluarga Nasional yang digelar oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur.
Menurut Pratikno, data menjadi fondasi utama dalam membangun kebijakan yang presisi. Ia menekankan bahwa pemetaan masalah dan intervensi berbasis data akan menghasilkan kebijakan yang akurat dan tepat sasaran, atau yang disebutnya sebagai precision stunting policy.
“Data adalah kunci, tetapi pengolahan data, baik data masalah maupun data intervensi, itulah yang menjadi inti dari kebijakan presisi,” ujar Pratikno.
Pratikno membandingkan pendekatan presisi dalam kebijakan dengan konsep precision medicine dan precision nutrition yang berkembang di dunia kedokteran. “Setiap individu itu berbeda, sehingga kebijakan atau intervensi juga harus spesifik sesuai kebutuhan. Hal ini membutuhkan data yang lengkap dan terintegrasi,” kata Pratikno.
BACA JUGA:Kemenko PMK Ajak Tangani Isu Kebangsaan dan Keumatan
BACA JUGA:Kemenperin Susun Strategi Atasi Kendala Rantai Pasok Industri Otomotif
Pratikno juga menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai elemen pendukung utama dalam mengimplementasikan kebijakan presisi. Ia menyebutkan bahwa Kemenko PMK sebagai orkestrator memerlukan dukungan lintas kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk memastikan koordinasi berjalan efektif.
“Kolaborasi adalah kunci. Dengan data yang kuat, kita bisa mendorong semua pihak untuk bekerja bersama secara terarah,” tuturnya.
Lebih lanjut, Pratikno turut mengapresiasi BKKBN yang telah memulai pengumpulan data keluarga secara menyeluruh hingga ke pelosok. Data tersebut, menurut Pratikno, menjadi landasan penting dalam memetakan kondisi keluarga di Indonesia, termasuk mengidentifikasi keluarga yang rentan stunting.
“Saya senang melihat dashboard berbasis data yang telah dikembangkan BKKBN. Ini adalah langkah besar menuju kebijakan berbasis bukti yang presisi,” tambahnya.
Forum Data Keluarga Nasional ini digelar sebagai bagian dari upaya BKKBN untuk memperkuat data berbasis keluarga dalam mendukung program prioritas nasional, termasuk percepatan penurunan stunting.