OPM Serang Pos Paro Dilumpuhkan Koops TNI Habema, Dua Berhasil Ditembak

Foto: Hos - Komando Operasi TNI (Koops TNI) Habema berhasil menyita beberapa hasil materiil OPM yang didapatkan adalah sebuah pucuk pistol FN beserta magasen, sebuah magasen senapan SS-2, 27 butir munisi 5.56 mm--

JAKARTA - Komando Operasi TNI (Koops TNI) Habema berhasil melumpuhkan kekuatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Paro, Distrik Kenyam, Kab. Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

 

Dua angota OPM dilumpuhkan dengan ditembak, namun mereka berhasil melarikan diri ke dalam hutan.

 

Letkol Arh Yogi Nugroho, Penerangan Kooprs TNI Habema pasca operasi penindakan menyatakan, OPM khususnya Kodap III/Ndugama pimpinan Egianus Kogoya, telah beberapa kali berusaha menyerang Pos TNI di Kampung Paro.

 

Penyerangan OPM terhadap Pos TNI di Kampung Paro telah berulang kali sejak awal tahun 2024.

 

“OPM telah melancarkan serangan dennen niatan mengganggu keamanan wilayah Papuam,” kata Letkol Arh Yogi Nugroho, Jumat 19 April 2024.

 

Menindaklanjuti penyerangan OPM tersebut, Komando Operasi TNI (Koops TNI) Habema melaksanakan penindakan terhadap OPM, dan berlangsung efektif serta berhasil melumpuhkan kekuatan OPM di wilayah Paro.

 

Beberapa hasil diraih KOOPS HABEMA dalam menindak OPM di Paro, antara lain dua orang anggota OPM tertembak namun berhasil melarikan diri.

 

Selain itu, Komando Operasi TNI (Koops TNI) Habema berhasil menyita beberapa hasil materiil OPM yang didapatkan adalah sebuah pucuk pistol FN beserta magasen, sebuah magasen senapan SS-2, 27 butir munisi 5.56 mm.

 

Serta sebuah bendera Bintang Kejora OPM, sebuah busur dan beberapa anak panah tradisional, sebuah parang, serta sebuah Noken.

 

" Keberhasilan Prajurit TNI melumpuhkan kekuatan OPM di Paro merupakan bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas keamanan demi lancarnya proses percepatan pembangunan di Papua," ucap Letkol Arh Yogi Nugroho.

Organisasi Papua Merdeka( OPM) adalah sebuah gerakan separatis yang didirikan di 6 provinsi di Papua, yang sebelumnya dikenal sebagai Papua, Irian Jaya dan Irian Barat.

 

Gerakan ini terdiri dari tiga elemen: kelompok unit bersenjata yang berbeda, masing-masing dengan kontrol teritorial terbatas tanpa komandan tunggal; beberapa kelompok di wilayah yang melakukan demonstrasi dan protes.

 

Serta sekelompok kecil pemimpin yang berbasis di luar negeri yang meningkatkan kesadaran akan isu-isu di wilayah tersebut sambil berjuang untuk dukungan internasional untuk kemerdekaan.

 

Sayap Militer gerakan ini biasa disebut oleh Pemerintah Indonesia sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata, dan Kelompok Separatis Teroris Papua atau disingkat masing-masing KKB, KKSB, dan KSTP.

 

Sejak awal, OPM juga menempuh upaya jalur diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan aksi terorisme sebagai bagian dari konflik Papua.

 

Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora dan simbol lain dari separatis Papua, seperti lagu kebangsaan

 

"Hai Tanahku Papua" dan lambang negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada Mei 1963 di bawah Perjanjian New York.

 

 BACA JUGA:Kapuspen TNI Sebut Penyerangan Danramil Aradide Papua Oleh OPM Adalah Pelanggaran HAM Berat

 

Gerakan militan ini dianggap sebagai organisasi separatis di Indonesia, dan aktivitasnya telah menimbulkan tuduhan makar.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan