Optimistis IKM Nasional Tangkap Peluang Pasar Haji dan Umrah

Kementerian Perindustrian optimis pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam negeri mampu menangkap peluang pasar penyediaan berbagai kebutuhan barang dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.--

Dalam beberapa tahun belakangan, Indonesia telah memberangkatkan lebih dari 200 ribu jemaah haji menurut laporan Badan Pusat Statistik tahun 2024 dan 2023. Tahun lalu menjadi puncak kuota terbesar dalam sejarah penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia, dengan total jemaah mencapai 241 ribu.

“Jumlah jemaah haji Indonesia pada tahun 2024 memberikan kontribusi sebanyak 11,5 persen dari 1,8 juta jemaah haji dunia (The General Authority for Statistics - GASTAT, 2024), yang merupakan kontribusi terbesar di dunia,” ungkap Reni.

BACA JUGA:Jelang Libur Nataru, Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik

BACA JUGA:Rumuskan Outlook Kehidupan Beragama 2026

Bukan hanya perihal haji, permintaan perjalanan umrah pun meningkat seiring waktu. Pada tahun 2004 berdasarkan Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus, pertumbuhan jemaah umrah dari 1 juta jemaah di tahun 2022 secara signifikan naik hingga 1,3 juta jemaah di tahun 2023 dan 1,4 juta jemaah di tahun 2024. Besarnya arus pergerakan jemaah ini membentuk sebuah ekosistem haji umrah yang membuka peluang besar bagi sektor industri nasional untuk menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jemaah.

“Kebutuhan dasar seperti pangan halal, produk kesehatan, kosmetik dan personal care, perlengkapan ibadah, serta modest fashion menjadi sangat penting dalam mendukung  kelancaran perjalanan ibadah,” ucap Dirjen IKMA.

Reni yakin industri dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan dasar ini mengingat kinerja sektor industri pengolahan nonmigas (IPNM) mencatat pertumbuhan hingga 5,58%, atau penyumbang sumber pertumbuhan terbesar terhadap ekonomi yaitu sebesar 1,04%. 

Tidak hanya subsektor industri pangan yang mencatatkan kinerja positif yaitu dengan menyumbang 37,87% dari nilai tambah IPNM, subsektor tekstil dan pakaian jadi (TPT) dan alas kaki juga memiliki peran strategis dengan kontribusi sebesar 6,78% pada PDB IPNM pada Triwulan III 2025.

Berdasarkan data BPS, Industri Kecil (IK) TPT dan Alas Kaki tahun 2024 mencapai 886 ribu IK dengan serapan tenaga kerja sebesar 1,8 juta pekerja. Adapun Industri Menengah (IM) TPT pada tahun 2022 mencapai 2.900 IM dengan menyerap tenaga kerja sebesar 104 ribu pekerja. “Untuk itu perlu dilakukan berbagai dukungan kepada IKM TPT dan Alas Kaki nasional untuk dapat mempertahankan perannya pada perkembangan ekonomi masyarakat,” jelas Reni.

Sementara itu pasar farmasi dan kosmetik juga tidak kalah potensial. Berdasarkan data BPOM dan PERKOSMI, jumlah pelaku usaha kosmetik nasional pada tahun 2025 naik 16% dibanding tahun 2024, kini memiliki sebanyak 1.292 pelaku usaha dan sebanyak 87% merupakan pelaku IKM. Angka tersebut didukung oleh jumlah produk kosmetik yang terdaftar di BPOM mencapai lebih dari 343 ribu hingga tahun 2025.

“Ini artinya, industri dalam negeri sebetulnya memiliki kemampuan untuk dibimbing masuk ke dalam ekosistem haji dan umrah, hingga dapat menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jemaah, dan mendukung kenyamanan dan kelancaran perjalanan ibadah tersebut,” kata Reni optimistis.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan