Sayap Ekonom

Kwik Kian Gie--
Sang istri dibawa pulang ke Indonesia. Jadi WNI. Saat Kwik mendapat tugas sebagai kepala kantor dagang Indonesia di Belanda istri tidak bisa ikut --tidak dapat visa.
Sembilan bulan kemudian visa baru keluar. Sang istri menyusul ke Belanda dengan marah. Begitu mendarat di bandara dia tidak langsung menemui Kwik. Dia ke kantor pemerintah Belanda dulu. Dia tumpahkan kemarahan di situ. Dia gebrak meja.
Hari itu juga keluar paspor Belandanyi. Dia pun kembali jadi warga negara Belanda. Maka saat Pak Kwik menjadi Menko Perekonomian istrinya berstatus warga Belanda. Sampai akhir hayatnyi di Jakarta.
Saat jadi mahasiswa di Belanda itu Kwik masuk klub elite di sana. Hanya anak bangsawan dan orang superkaya yang bisa menjadi anggota klub. Salah satu kegiatan penting klub itu adalah dansa. Juga minum-minum. Happy-happy. Keterusan.
Kwik kecanduan dansa. Sampai usianya yang 90 tahun ia masih terus berdansa (Disway 10 Januari 2025: Dansa 90).
Perkenalan pertama saya dengan Pak Kwik terjadi tahun 1985-an. Sekitar itu. Saya sudah menjadi pimpinan baru Jawa Pos. Masih miskin. Kantor JP masih di Jalan Kembang Jepun. Tapi masyarakat sudah menyebut Jawa Pos melejit seperti meteor.
Meteornya melejit tinggi kesejahteraan wartawannya masih di bumi. Belum ada wartawan yang mendapatkan pun misalnya hanya sepeda motor.
Hari itu saya kumpulkan semua wartawan dan redaktur. Saya tidak mau mereka bisik-bisik di belakang layar. Saya buka saja: majalah Liberty baru saja dapat investor baru. Wartawan mereka langsung dapat sepeda motor. Sedang kalian sudah lebih setahun bekerja keras belum ada perbaikan gaji. Apalagi dapat fasilitas motor.