Sufmi Dasco Ahmad dan Ikatan Emosional dengan Desa Menanga Besar

FOTO : DEO/OKUTPOS Prof. Dr. Ir. H. Sufmi Dasco Ahmad, S.H., M.H., Wakil Ketua DPR RI, kembali menggema di Desa Menanga Besar, Kecamatan Semendawai Barat, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.--
MARTAPURA - Di balik hiruk pikuk panggung politik nasional, nama Prof. Dr. Ir. H. Sufmi Dasco Ahmad, S.H., M.H., Wakil Ketua DPR RI, kembali menggema di Desa Menanga Besar, Kecamatan Semendawai Barat, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.
Bukan lewat pidato politik atau safari kampanye, tetapi lewat keheningan Idul Adha dan seekor sapi kurban yang ia sumbangkan sebagai bentuk cinta kepada tanah leluhur kampung halaman dari ibundanya tercinta.
Bagi warga Menanga Besar, momentum kurban ini tidak hanya tentang daging yang dibagikan, tetapi lebih dalam lagi tentang hubungan darah dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Tak banyak yang tahu, bahwa darah Desa Menanga Besar mengalir dalam diri Sufmi Dasco Ahmad. Ibunya adalah asli desa ini, tumbuh besar di tengah tradisi dan kehidupan masyarakat Ogan Komering Ulu Timur.
Meskipun kemudian hijrah ke Lampung dan menikah dengan ayahnya yang berdarah Lampung, akar keluarga sang ibu tetap tertanam kuat di Menanga Besar.
Tokoh masyarakat setempat, Tafkur, mengungkapkan bahwa rumah kakek dari pihak ibu Dasco Ahmad masih berdiri di Desa Menanga Besar.
“Meskipun kini sudah jarang ditinggali, rumah tua itu tetap menjadi saksi sejarah keluarga besar beliau. Kadang ada keluarga datang hanya untuk membenahi bangunan tua itu,” kata Tafkur yang juga pernah menjabat sebagai Kades Menanga Besar dari tahub 2009 - 2015, Senin (09/06/2025).
BACA JUGA:Hari Lingkungan Hidup Sedunia, DLH OKU Timur Tebar Benih Ikan hingga Tuangkan 300 Botol Eco-enzyme
Ia menambahkan, keluarga ibunda Dasco Ahmad adalah salah satu keluarga terpandang di desa tersebut. Meski tak lagi menetap, hubungan emosional dan budaya tak pernah benar-benar terputus.
"Pak Dasco itu tidak pernah putus silaturahmi dengan Desa Menanga Besar ini. Walau beliau di luar daerah, tiap Idul Adha pasti ada sapi yang dikirim. Kami merasa sangat dihargai," ujar Tafkur.
Dimana pada Idul Adha 1446 H, Jumat (6/6/2025), masyarakat Desa Menanga Besar kembali menerima hewan kurban pribadi dari Sufmi Dasco Ahmad.
Sapi kurban itu disembelih di halaman Masjid Al-Akbar Minanga Darussalam. Dagingnya kemudian dibagikan kepada warga, khususnya yang membutuhkan.
Kepala Desa Menanga Besar, Yudi Hartono, mengaku haru sekaligus bangga atas kepedulian yang ditunjukkan oleh putra daerah tersebut.
“Alhamdulillah, tahun ini kembali kami menerima satu ekor sapi dari Pak Dasco. Ini bukan soal jumlah, tapi soal makna. Bahwa beliau masih ingat asal usulnya, masih punya rasa cinta kepada desa ini,” ujarnya.
Yudi menambahkan, ia pertama kali mendapat kabar dari pihak kabupaten dan Camat Semendawai Barat bahwa sapi kurban tersebut diberikan oleh Wakil Ketua DPR RI.
“Saya langsung tanya, dari siapa? Dijelaskan bahwa dari Pak Sufmi Dasco Ahmad, yang ternyata memang berasal dari sini. Kami sangat bersyukur,” tambahnya.
Meski kini duduk di kursi strategis sebagai Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad tetap menunjukkan nilai kesederhanaan dan kepedulian.
Tindakannya mengirim hewan kurban setiap tahun ke Menanga Besar menjadi bukti bahwa sukses di panggung nasional tidak harus mengorbankan ikatan dengan akar budaya dan masyarakat lokal.
Salah satu warga, menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian tersebut. “Ini menjadi bukti bahwa pemimpin sejati tidak lupa asal usul. Semoga Allah balas semua kebaikannya dengan keberkahan,” katanya lirih.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, kisah Sufmi Dasco Ahmad menjadi pengingat bahwa akar tidak pernah boleh dilupakan. Justru dari sanalah pijakan awal keberhasilan seseorang dimulai.
Banyak anak muda Menanga Besar kini menjadikan beliau sebagai panutan sosok yang berhasil menyeimbangkan pencapaian nasional dengan kearifan lokal.
Satu ekor sapi kurban. Satu desa. Satu jejak cinta yang tak lekang oleh waktu. Itulah yang ditinggalkan oleh Sufmi Dasco Ahmad setiap kali Idul Adha datang.
Bukan sekadar bantuan tahunan, tapi pesan moral yang kuat bahwa pemimpin yang sejati adalah mereka yang tetap berpijak di bumi tempat ia tumbuh, yang tak pernah mencabut akar hanya karena telah menjulang tinggi.
Dan untuk Desa Menanga Besar, jejak kasih itu akan terus hidup dalam ingatan, dalam doa, dan dalam semangat kebersamaan. (clau)