Tingkatkan Kompetensi Komunitas Ekonomi Kreatif Lewat Personal Branding

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) mendukung Aceh meningkatkan kompetensi komunitas ekonomi kreatif di daerah.--

KORANOKUTIMURPOS – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) mendukung Aceh meningkatkan kompetensi komunitas ekonomi kreatif di daerah. Melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pusbang SDM) Kemenekraf, Aceh mendapatkan kegiatan peningkatan kompetensi bagi komunitas ekonomi kreatif.

“Aceh menjadi salah satu dari 15 provinsi lokasi prioritas dalam pengembangan ekonomi kreatif yang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Maka, Kementerian Ekonomi Kreatif siap melakukan akselerasi talenta-talenta yang ada di Aceh menjadi pegiat ekonomi kreatif yang mandiri,” ujar Dessy Ruhati sebagai Sekretaris Kemenekraf dalam acara diskusi di Hoco Coffé, Lamteumen, Kota Banda Aceh pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Acara diskusi itu bertujuan membangun personal branding dan meningkatkan kapasitas perlindungan kekayaan intelektual di Aceh. Peningkatan kompetensi SDM ini sebagai bentuk memberi pemahaman tentang pentingnya personal branding dalam pemasaran produk. Selain itu, jadi bisa menumbuhkan kepercayaan diri bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas, mahasiswa, pegiat ekonomi kreatif di Aceh.

Selain itu, Dessy Ruhati berharap seluruh talenta ekonomi kreatif mempunyai potensi dan bisa memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah serta mampu menembus pasar internasional. Kemenekraf pun sudah memiliki sejumlah program untuk mengakselerasi hal itu.

BACA JUGA:Fase Gelombang I Madinah Berjalan Lancar

BACA JUGA:PPATK: Fakta Ancaman Judi Online Capai Rp1.200 Triliun dan 8,8 Juta Pemain

“Kami sudah menyiapkan beberapa inisiatif program, salah satunya Talenta Ekraf. Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat kapasitas kompetensi sehingga membuka peluang dan potensi terhadap kreativitas generasi muda yang bisa dioptimalkan dengan baik. Dengan demikian produk dan karya kreatif bisa menjadi alat diplomasi antar bangsa,” kata Dessy Ruhati yang juga didampingi Direktur Pengembangan Fasilitasi Kekayaan Intelektual Muhammad Fauzy.

Ekonomi kreatif senantiasa menjadi mesin pertumbuhan nasional dari daerah yang mampu meningkatkan lapangan kerja berkualitas dengan pengembangan 17 subsektor ekraf. Selain kopi, kerajinan tangan, dan parfum, Aceh memiliki potensi untuk subsektor musik yang khas dan mampu membuka lapangan kerja baru.

“Kementerian Ekonomi Kreatif menginisiasi program akselerasi musik dengan kombinasi aliran musik dan kolaborasi bersama band Aceh Killa The Phia. Dengan demikian musisi-musisi bertalenta dari Aceh bisa dikenal secara nasional dan tampil ke panggung global,” imbuh Rian Syaf sebagai Staf Khusus Menteri Ekonomi Kreatif Bidang Isu Strategis dan Antar Lembaga dalam acara itu.

BACA JUGA:Prabowo Hadiri KTT ke 46 ASEAN di Malaysia

BACA JUGA:Indonesia- Tiongkok Sepakat Mou 12 Nota Kesepahaman Sektor Prioritas Strategis

Ekonomi kreatif juga sudah menjadi salah satu pilar utama penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Di tengah dinamika zaman yang terus berubah, inovasi dan kreativitas adalah aset yang paling berharga.

Untuk itu, Kemenekraf mendorong kepada para pegiat ekonomi kreatif untuk melakukan sertifikasi kompetensi. Dalam hal ini, Aceh dengan kekayaan budaya, sejarah, dan juga sumber daya manusianya tentu memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat kreativitas dan inovasi yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga bernilai budaya dan sosial.

“Hari ini, kita diberi kesempatan untuk belajar, berbagi, dan membangun fondasi yang lebih kokoh dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi di masa yang akan datang. Dua tema utama yang diangkat yaitu personal branding dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan elemen yang sangat fundamental dalam memperkuat daya saing insan kreatif di era digital saat ini,” ujar Zulkifli sebagai Asisten II Sekretaris Daerah Aceh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan