Terapkan Industri 4.0, IKM Binaan Kemenperin Hasilkan Inovasi Produksi Batik

Kementerian Perindustrian terus memacu pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dalam negeri agar bisa bertransformasi menerapkan prinsip industri 4.0--
KORANOKUTIMURPOS - Kementerian Perindustrian terus memacu pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dalam negeri agar bisa bertransformasi menerapkan prinsip industri 4.0, baik dalam aspek produksi, manajemen, maupun pemasaran sebagai upaya strategis untuk meningkatkan produktivitas secara lebih efektif, efisien, dan berdaya saing tinggi di tengah dinamika perkembangan teknologi global dan tuntutan pasar yang semakin kompleks.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyampaikan, pemerintah aktif menyuarakan dan mendorong pelaku IKM untuk mengadopsi prinsip Industri 4.0. “Kami telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan seperti program e-Smart IKM untuk peningkatan literasi digital, serta penerapan teknologi modern dalam proses produksi,” kata Reni dalam keterangannya di Jakarta.
Reni menegaskan, industri 4.0 sangat relevan bagi sektor IKM dan dapat diimplementasikan secara bertahap bahkan dalam bentuk paling sederhana seperti penggunaan sistem ERP (Enterprise Resource Planning), yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan mempercepat pertumbuhan usaha.
“Proses produksi yang telah mendapatkan sentuhan industri 4.0, manfaatnya akan langsung terasa mulai dari produksi jadi lebih efisien dari segi waktu, energi, dan sumber daya, kemudian barang hasil produksi makin beragam dan kualitasnya pun semakin baik,” tutur Reni.
Menurutnya, penerapan industri 4.0 tidak lagi hanya relevan bagi industri berskala besar. IKM pun dapat mengambil peran penting dalam transformasi digital. Transformasi digital ini dapat diterapkan di berbagai lini usaha, mencakup manajemen operasional, strategi pemasaran, hingga proses manufaktur. “Pendekatan ini dapat diterapkan pada berbagai jenis komoditas yang dikelola oleh IKM di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Kisah sukses IKM Batik
BACA JUGA:Kopi Indonesia Siap Mendunia, Wamenperin: Inovasi Industri Jadi Kunci
Salah satu IKM yang berhasill melakukan terobosan produksi berkat penerapan prinsip industri 4.0, yaitu IKM Batik “Butimo” atau CV Batik Teknologi Indonesia yang berhasil memadukan warisan budaya dengan kemajuan teknologi. Melalui penerapan prinsip industri 4.0, Butimo menciptakan mesin CNC (Computer Numerical Control) untuk proses produksi batik tulis yang tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga turut menjaga keaslian dan keberlanjutan seni batik Indonesia.
“Kami senantiasa mendorong para pelaku IKM agar mulai menerapkan teknologi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan, serta karakteristik usahanya. Pemanfaatan sistem seperti ERP, CNC, perangkat otomasi, maupun mesin digital terbukti mampu memberikan dampak signifikan, termasuk bagi usaha berskala kecil. Keberhasilan Batik Butimo menjadi contoh konkret bahwa transformasi digital dalam IKM bukan hanya memungkinkan, tetapi juga menghasilkan manfaat nyata,” ucap Reni.
Batik Butimo merupakan IKM Batik asal Yogyakarta yang didirikan sejak tahun 2016 oleh Andi Sudiarso, Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada tahun 2024, Ditjen IKMA menganugerahkan Penghargaan Upakarti kategori Jasa Pengabdian pada Andi atas kontribusinya dalam menciptakan mesin produksi Batik Tulis (Batik Tulis Tekno), sehingga dapat membantu proses produksi Batik bagi IKM. Andi meluncurkan mesin tersebut setelah pengembangan selama 10 tahun yang didasari atas keinginannya untuk melestarikan Batik dan mendukung regenerasi perajin Batik di Indonesia.
Selain inovasi pada proses produksi, Batik Butimo juga menerapkan teknologi digital dalam layanan konsumennya. Konsumen dapat memesan batik melalui website Batik Butimo, kemudian desain diproses, dan selanjutnya mesin CNC mengeksekusi desain tersebut secara otomatis. Sistem tersebut mengembangkan transparansi produksi yang membuat konsumen bisa mengetahui sampai tahap mana proses pengerjaan batik yang dipesan. Ini menciptakan kepercayaan dan pengalaman belanja yang baru di industri batik.
Batik Butimo telah menjadi mitra strategis dari ratusan IKM batik. Dalam hal ini, Butimo menyediakan jasa desain dan klowong (proses pemindahan desain dari pola ke kain) juga pelatihan dan konsultasi bagi para perajin batik. Selain itu, Butimo juga menyewakan dan menjual mesin batik Tekno untuk para IKM batik.
IKM Batik Butimo telah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri bagi Industri Kecil (TKDN-IK) pada produknya, dengan nilai TKDN sebesar 40 persen. “Butimo juga terus memperluas pasarnya dengan telah dimilikinya sertifikat TKDN-IK, sehingga dapat mengakses segmen pengadaan belanja pemerintah,” tambahnya.
“Kontribusi Butimo tidak hanya pada aspek produksi internal, tetapi juga dalam menciptakan ekosistem pemberdayaan IKM batik lainnya. Ini sejalan dengan semangat kolaborasi dan gotong royong yang menjadi fondasi pengembangan industri nasional,” tutur Reni.