Ragam Sejarah Bumi Sebiduk Sehaluan

Rillando Maranansha Noor. S.E.--

Oleh:

Rillando Maranansha Noor. S.E.

ASN BPS Kabupaten OKU Timur

KORANOKUTIMURPOS - Siapa tak kenal Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur di Sumatera Selatan? Mendengar nama OKU Timur maka yang terbayang adalah daerah lumbung pangan dengan hamparan sawah yang hijau dan panjang membentang. Pertanian benar-benar menjadi ikon Kabupaten OKU Timur. 

OKU Timur memiliki akar sejarah yang panjang dan kaya yang berkaitan dengan perkembangan Sumatera Selatan secara keseluruhan.  Sumatera Selatan pada masa pra kemerdekaan berada dibawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya, termasuk didalamnya wilayah OKU Timur. Sungai Komering yang melintasi OKU Timur dan menjadi kebanggaan  masyarakat serta menjadi urat nadi OKU Timur menjadi jalur transportasi dan perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Pada saat kedatangan Belanda pada abad ke-19 atau masa colonial Belanda, OKU Ti,ur tak luput sebagai objek eksploitasi sumber daya alam. Belanda membangun infrastruktur seperti jalan dan menggarap perkebunan untuk kepentingan mereka.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, wilayah OKU Timur menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Selatan dan masih tergabung dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya Kabupaten OKU Timur terbentuk secara resmi berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2003, tepatnya pada tanggal 17 Januari 2003. OKU Timur sendiri selanjutnya dikenal sebagai Bumi Sebiduk Sehaluan.

OKU Timur juga dikenal sebagai daerah transmigrasi, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, telah ada program kolonisasi pada masa penjajahan Belanda yang mirip dengan konsep transmigrasi. Pemerintah kolonial Belanda mendatangkan sejumlah penduduk dari pulau Jawa dengan tujuan memenuhi kebutuhan ekonomi kolonial  dan mengurangi kepadatan penduduk di Jawa. Salah satu wilayah tujuan kolonisasi di OKU Timur pada masa ini adalah Belitang.

Transmigrasi sendiri merupakan perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke eilayah lain untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di daerah baru yang ditetapkan pemerintah. Tujuannya adalah untuk mengalihkan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang lebih jarang penduduknya. Hal ini diharapkan mampu menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pada awal kemerdekaan sekitar tahun 1950-1960 an, pemerintah melanjutkan program pemindahan penduduk dengan skala yang lebih besar yang dikenal sebagai transmigrasi. Wilayah OKU Timur yang cukup luas dan subur menjadi salah satu daerah tujuan transmigrasi di Sumatera Selatan. Salah satu desa yang terbentuk pada tahun 1965 adalah Desa Purwosari di Kecamatan Belitang II. 

Program transmigrasi mencapai puncaknya pada era orde baru. Pemerintah aktif memindahkan penduduk dari wilayah padat penduduk seperti Jawa dan bali ke berbagai daerah termasuk OKU Timur. Wilayah Belitang menjadi salah satu wilayah transmigrasi paling besar dan sukses di Sumatera Selatan. Desa Nusa Raya di Kecamatan Belitang III menjadi contoh permukiman transmigran dari Bali yang berhasil mengembangkan diri.

Setelah era reformasi, kebijakan transmigrasi mengalami perubahan, yaitu dengan lebih menekankan pada transmigrasi swakarsa dan partisipasi masyarakat lokal. Jejak Sejarah transmigrasi di OKU Timur masih cukup terasa hingga saat ini. 

Pogram transmigrasi tentu memberi dampak tersendiri. Salah satu dampak yang cukup dirasa di Bumi Sebiduk Sehaluan adalah perubahan komposisi penduduk. Selain suku Komering sebagai suku asli penduduk OKU Timur, kini terdapat komunitas besar penduduk pendatang dari Jawa dan Bali. Penduduk pendatang tersebut tentu turut serta membawa budaya dan Bahasa yang dimilikinya. Maka tak heran kalau wilayah Belitang yang menjadi daerah tujuan transmigrasi pada masa lampau saat ini didominasi oleh penduduk bersuku Jawa dan Bali. Mereka membaur dengan penduduk asli suku komering yang menetap disana.

Para transmigran yang memiliki latar belakang petani turut memberi kontribusi besar dalam membuka lahan pertanian baru dan meningkatkan produksi pangan di OKU Timur. Bahkan OKU Timur sampai dengan saat ini terkenal sebagai daerah penghasil padi terbesar di Sumatera Selatan. Bahkan beras Belitang menjadi beras paling terkenal di Sumatera Selatan dan provinsi sekitarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan