Artisan Batik Muda Berpotensi Besar Lestarikan Budaya Batik dengan Teknologi AI

Senin 07 Oct 2024 - 19:52 WIB
Reporter : rama
Editor : Yogi

KORANOKUTIMURPOS.ID - Batik telah berkembang dari warisan seni budaya Indonesia menjadi tren fesyen yang dapat digunakan berbagai kalangan dan acara.

Hal itu tidak terlepas dari peran pembatik yang terus menjaga keberlangsungan industri batik.

Saat ini, terdapat artisan batik yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk berinovasi dalam mendesain motif batik yang sudah ada.

 Salah satunya Falahy Mohamad, artisan batik dari Pekalongan yang dikenal dengan karya eksperimetal hasil reka ulang motif batik tambal dengan menggunakan logika matematika parametrik dan memanfaatkan teknologi komputer.

Falahy menuturkan, upaya mendalami seni batik dimulai karena merasakan kesenjangan antara anak muda, teknologi, dan budaya tampak semakin melebar, yang membuat banyak anak muda merasa bingung ketika berhadapan dengan batik. 

“Sehingga saya memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan di Universitas Pekalongan dengan program studi batik,” ujarnya saat mengisi Talk Show Pengembangan Desain Batik Menggunakan AI dalam rangkaian Industrial Festival 2024 di Mal Kota Kasablanka Jakarta.

BACA JUGA:Technology Day & Business Forum 2024: Chemical Fine Flow 3805 Elnusa Petrofin Raih Penghargaan

BACA JUGA:Ekstrak Serai Wangi Solusi Pestisida Nabati

Falahy berpendapat, perkembangan teknologi dan lintas keilmuan seharusnya bisa menjadi jembatan untuk membawa budaya ke generasi muda. 

Sebagai contoh, dengan latar belakang pendidikan arsitektur yang dimilikinya, ia memahami bahwa terdapat ragam hias yang diambil dari kebudayaan setempat dan digunakan oleh para arsitektur dalam karyanya.

Hingga saat ini, batik seringkali dianggap sebagai sesuatu yang statis. Namun, teknologi modern dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan tersebut. Teknologi desain berhasil mengembangkan batik melalui berbagai tahap mulai dari desain konvensional, digitalisasi arsip, desain digital 2D dan 3D, hingga penggunaan AI. 

“Saya ingin sekali terus mengembangkan budaya agar diterima oleh anak muda melalui pelestarian. Pelestarian itu bukan statis, melainkan pengembangan,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Pembina Yayasan Batik Indonesia Rahardi Ramelan mengatakan, beberapa contoh motif batik yang dapat dimodifikasi dengan memanfaatkan AI misalnya tambal, parang, dan truntum. 

BACA JUGA:Gelar Sertifikasi Hakim Bersama Mahkamah Agung, AHY Tekankan Pentingnya Kolaborasi bagi Keadilan Masyarakat

BACA JUGA:Kemenag Sediakan 4.000 Judul Buku di Perpustakaan Digital, Tersebar di 845 Masjid

Kategori :