JAKARTA - Serangan udara pertama jet tempur Amerika Serikat (AS) dan Inggris direspons tegas kelompok Houthi di Yaman.
Pimpinan kelompok yang didukung Iran, Abdel Malek al-Houthi menyatakan akan siap membalas serangan Sekutu.
Ia mengklaim milisi Houthi telah menyiapkan puluhan drone beserta rudal untuk menyerang kapal AS dan Inggris di Laut Merah.
“Respons kami atas serangan AS bukan hanya di level operasi baru-baru ini dilakukan.
“Kami telah menyiapkan lebih dari 24 drone beserta beberapa rudal [untuk serangan balasan],” katanya.
Abdel Malek berjanji akan membalas serangan dengan jauh lebih besar.
“Ini akan jauh lebih besar dari serangan mereka,” tambahnya.
“Kami akan siap menghadapi agresi AS,” kelakarnya.
Di sisi lain Wakil Menteri Luar Negeri kelompok Houthi Hussein Al Ezzi dalam stasiun televisi Al Masirah menyatakan, AS dan Inggris akan menbayar mahal serangannya.
“Negara kami telah menjadi sasaran agresi besar-besaran yang dilakukan oleh kapal, jet tempur dan kapal selam Amerika dan Inggris,” ungkapnya.
“Mereka harus bersiap membayar harga mahal dan menanggung semua konsekuensi mengerikan dari agresi terang-terangan ini,” tambahnya.
Amerika Serikat dan Inggris kompak luncurkan serangan udara terhadap pemberontak Yaman, Houthi.
Milisi Houthi menjadi target saudara serumpun tersebut dalam 24 jam terakhir.
Media AS melaporkan, Gedung Putih telah memerintahkan angkatan udara mereka menerbangkan jet tempur dan rudal Tomahawk.
Adapun target pertama yang diluncurkan AS dan Inggris yakni wilayah besar yang diduduki Houthi di Yaman bagian barat, termasuk ibu kota Sanaa.