Sekjen ESDM Tegaskan Komitmen Indonesia-Jepang Capai Net Zero Emission
Pemerintah Indonesia dan Jepang menyelenggarakan Indonesia-Japan Energy Forum (IJEF) ke-8 sebagai ajang penting untuk memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di sektor energi. --
KORANOKUTIMURPOS.ID - Pemerintah Indonesia dan Jepang menyelenggarakan Indonesia-Japan Energy Forum (IJEF) ke-8 sebagai ajang penting untuk memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di sektor energi. Forum ini dihadiri oleh para delegasi yang terdiri atas perwakilan pemerintah dan pelaku usaha dari Indonesia dan Jepang.
Sekretaris Jenderal ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan apresiasinya atas kontribusi forum ini dalam mempererat hubungan bilateral selama lebih dari enam dekade.
"Diskusi pada forum ini menyoroti komitmen kedua negara untuk mencapai Net Zero Emission yang diuraikan dalam kebijakan nasional, termasuk program roadmap, serta kegiatan-kegiatannya," ujar Dadan pada saat memberikan sambutan pembuka pada IJEF ke-8 di Bali.
Dadan juga menegaskan dukungan Pemerintah Indonesia di bawah Kepemimpinan Presiden Prabowo terhadap visi "Indonesia Emas 2045" melalui Asta Cita, yang melibatkan delapan misi utama pemerintahan baru.
BACA JUGA:Evakuasi hingga Salurkan Logistik untuk Korban Banjir Pasuruan
BACA JUGA:Bea Cukai Dorong UMKM Ekspor
"Dua dari misi ini terkait dengan sektor energi dan sumber daya, yang pertama adalah membangun sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui kemandirian pangan, energi, air, ekonomi swasta, ekonomi hijau, dan juga ekonomi biru. Yang kedua adalah melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah energi di dalam negeri," jelasnya.
Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam pengurangan emisi dengan target 915 juta ton CO2 pada 2030, termasuk kontribusi sektor energi sebesar 358 juta ton.
Dadan juga menyebutkan pencapaian pada 2023, di mana emisi berhasil dikurangi sebesar 128 juta ton melalui efisiensi energi, pengembangan energi terbarukan, dan teknologi rendah karbon.
Indonesia juga berkomitmen memanfaatkan potensi mineral seperti nikel, bauksit, tembaga, dan mangan untuk mendukung pengembangan industri baterai. Kolaborasi ini diharapkan menciptakan nilai tambah dan mempercepat inovasi di sektor energi.
"Dengan menggabungkan sumber daya mineral Indonesia yang melimpah dengan keahlian teknologi Jepang, kedua negara dapat mendorong inovasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan juga berkontribusi pada upaya global dalam memerangi perubahan iklim. imbuh Dadan.
Pada kesempatan yang sama, Deputy Commissioner for International Affairs Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Masanori Tsuruda, menyampaikan langkah-langkah Jepang menuju netralitas karbon pada 2050.
BACA JUGA:UPQ Kemenag Targetkan Cetak 1 Juta Mushaf Al-Qur’an pada 2025
BACA JUGA:Sukses Gelar Industrial Festival 2024, Optimistis Generasi Muda Siap Raih Masa Depan