Selain Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Simak 6 Manfaat Telur Asin Yang Jarang Diketahui!
telur asin--
KORANOKUTIMURPOS.ID - Telur asin banyak di sukai bagi kalangan masyarakat terutama masyarakat jawa. Telur asin adalah salah satu oleh-oleh khas Brebes yang sangat populer, Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda.
Namun bukan berarti daerah lain tidak bisa membuat pangan berbahan telur bebek ini. Telur asin di Brebes semula hanya disajikan untuk ritual sembahyangan kepada Dewa Bumi oleh warga keturunan Tionghoa.
Awalnya, warga keturunan Tionghoa selalu mengawetkan bahan makanan bila bepergian jauh sebagai bekal. Tidak hanya telur, jenis makanan lain juga diasinkan agar awet.
Selain sebagai bekal saat bepergian jauh, telur asin juga kerap dibuat sebagai pelengkap sesaji kala ritual sembayangan kepada Dewa Bumi.
Namun, berjalannya waktu telur asin pun mulai dikomersialkan sejak tahun 1950-an.
Bermula dari sesaji untuk dewa bumi, masyarakat Tionghoa pun menjadikan telur asin sebagai bagian bahan makan dari kekuatan untuk bertahan pada masa transisi pasca kemerdekaan.
Pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan telur asin sebagai warisan budaya takbenda. Telur asin dianggap memiliki nilai akulturasi bagi masyarakat Brebes.
BACA JUGA:Tumbuh Uban di Usia Muda Seingga Kelihatan Tua? Begini Cara Mengatasinya
Tak heran, telur asin sudah diterima oleh banyak pihak dari berbagai masyarakat sosial. Panganan ini sudah dikomersialkan sejak lama yaitu dari tahun 1950-an dan akrab dengan masyarakat Indonesia.
Telur asin bisa di buat di rumah dengan mudah asalka memiliki bahan yang diperlukan. Telur asin bisa di konsumsi setiap hari dan bisa di konsumsi dari berbagai kalangan usia.
Ada dua cara membuat telur asin, yaitu penyuntikan secara langsung dan pengasinan menggunakan bubukan bata merah atau abu dapur.
Semakin lama waktu pengasinan, membuat perubahan pada warna kuning telur menjadi lebih merah.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu telur bebek yang sudah dicuci bersih, abu gosok atau bata merah yang ditumbuk, garam beryodium, air dan ember.
Cara membuatnya yaitu campur abu gosok dengan garam, lalu tuang air secukupnya sampai tercampur rata dan menjadi lumpur.