Aksi Solidaritas, Hentikan Impor Hewan Hidup
aksi solidaritas hentikan impor hewan hidup--
JAKARTA - Act For Farmed Animals (AFFA), Animal Friends Jogja ( AFJ) dan Animals Don’t Speak Human (ADSH) berkolaborasi dalam aksi bersama di Hari Penyadartahuan Internasional Pelarangan Ekspor Hewan Hidup (Ban Live Exports International Awareness Day).
Aksi serentak berlangsung di Jakarta, DIY Yogyakarta, Lombok, Malang, dan Medan dengan menunjukkan kepada publik penderitaan hewan yang dikirim hidup-hidup.
Tiga organisasi perlindungan hewan yang diternak ini juga mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan impor hewan hidup guna mengakhiri penderitaan hewan dan melestarikan lingkungan.
Elfha Shavira, Manajer Kampanye Act For Farmed Animals menyebutkan, Selain menyebabkan penderitaan yang besar pada hewan, praktik impor hewan hidup juga merusak lingkungan.
“Mengutip Greenpeace Australia, mayoritas pengrusakan hutan di Australia dilakukan untuk menciptakan padang rumput bagi hewan yang diternakkan, yang dijual di Australia dan diekspor ke luar negeri. Sekitar 88% habitat hewan liar pun hilang karena peternakan sapi,” lanjutnya.
BACA JUGA:Tembus Rp 30rb, Warga Keluhkan Langkanya Gas Melon yang Harganya Meroket
Menurutnya, Rata-rata ratusan ribu individu hewan hidup diimpor ke Indonesia setiap tahun. Di tahun 2023 saja, 339.414 individu sapi menderita karena impor sapi hidup dari Australia.
Hewan-hewan yang diimpor mengalami kepanasan, kedinginan, kelaparan, dan dehidrasi selama perjalanan. Kondisi kendaraan dalam ekspedisi impor memiliki kepadatan berlebih yang menyebabkan hewan-hewan harus berdesakan, dan mengalami rasa sakit.
Sementara Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye menambahkan, Untuk program hewan yang diternakkan Pemerintah di berbagai belahan dunia sudah mulai menyadari kekejaman yang tidak perlu terhadap jutaan hewan yang dikirim melintasi benua setiap tahunnya.
“Beberapa minggu lalu, Britania Raya telah memperkenalkan larangan terhadap ekspor hewan hidup, dan negara lain, seperti Australia, Selandia Baru, dan Brasil telah mengambil langkah untuk mengakhirinya, tetapi masih banyak tindakan yang perlu diambil untuk mengakhiri perdagangan ini secara global,” lanjutnya.
Sejumlah aktivis AFFA menggelar aksi di depan Kementerian Perdagangan RI, Gambir, Jakarta Pusat dengan membawa properti visual berupa poster dan dua standee yang menampilkan kondisi memprihatinkan hewan-hewan dalam pengangkutan dan angka yang menggambarkan jumlah sapi yang diimpor dari Australia ke Indonesia setiap tahunnya.
BACA JUGA:ASN Pemkab OKU Sumringah, Gaji 13 Cair
Kemudian di Yogyakarta, 20 aktivis yang tergabung dalam AFJ melangsungkan aksi di Nol KM dengan dua orang masing-masing memegang TV yang menampilkan penderitaan hewan selama
perjalanan impor dan ekspor. Aktivis lainnya memegang poster dan banner serta memberikan edukasi kepada pengguna jalan, sembari membagikan stiker.