Juri Hamil

Foto : dok OTP - Dahlan Iskan--

John berpendapat bisa saja ia hanya akan memindah mobil itu. Alasannya sudah dijelaskan di persidangan. Akhirnya yang 10 orang berubah pendapat: terdakwa tidak bersalah. Dibebaskan. Telanjur ditahan.

BACA JUGA:Mengalir Jauh

Pagi itu saya pun ikut John Mohn ke pengadilan. Ingin tahu proses menjadi juri di persidangan pidana di Amerika.

Kalau pun tidak bisa ikut masuk saya bisa di taman di depannya. Tamannya luas. Indah. Bisa menulis naskah di bawah pohon. Atau membaca komentar di Disway. 

Atau ke seberang jalan: ke museum sejarah kota Lawrence. Inilah satu-satunya kota yang terbangun oleh sikap politik: mereka yang tidak mau ada sistem perbudakan pindah ke lahan kosong di sebelah barat sungai.

Wilayah itu sudah di luar negara bagian Missouri. Sudah masuk negara bagian Kansas. 

Pemukiman baru itu lama-lama berkembang menjadi kota. Lawrence pun menjadi kota anti budak dan anti diskriminasi. 

Gerakan penentangan perbudakan muncul di kota ini. Maka Lawrence diserbu oleh lawan politik yang menguasai sebelah timur sungai. Dua kali Lawrence dibakar oleh penyerbu dari Missouri yang properbudakan.

Gedung pengadilan ini memang di pusat kota. Sambil menunggu John isa juga saya  jalan-jalan di downtown.

Menunggu sepanjang hari pun tidak masalah. Istilah 'menunggu itu membosankan' sudah harus dihapus sejak ada smartphone. Apalagi kalau paketnya tidak nyicil.

BACA JUGA:Vina Meritokrasi

Bangunan pengadilan ini sudah model baru. Satu lantai. Di belakang gedung asli. Gedung tuanya, yang masih anggun, dipertahankan sebagai bangunan bersejarah.

Dari tempat parkir John menuju pintu utama. Saya berjalan di belakangnya. Spekulasi. Siapa tahu boleh ikut masuk. 

Setelah melewati pintu ganda, barang bawaan harus masuk mesin detektor.

John harus balik ke mobil. Ia membawa pisau lipat kecil yang tidak lolos detektor.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan