Siapa Mikir

----
Apakah Disway bisa menyumbang pemikiran bagaimana menyelesaikannya?
Disway akan meniru Purbaya: "Danantara dong yang mikir. Masak Disway".
Tapi tetap saja harus dipikir: bagaimana caranya.
Salah satu pilihannya: restrukturisasi utang dan bunga. Tapi itu adalah pekerjaan sekelas manajer keuangan lulusan S-1 akutansi. Bukan usul penyelesaian kasta direksi Danantara.
Yang dimaksud dengan ide restrukturisasi adalah: cicilan utang pokoknya diperpanjang. Dari 15 tahun ke 50 tahun --misalnya. Jumlah tunggakan bunganya dihitung. Lalu ditambahkan menjadi utang pokok yang sudah diperpanjang itu. Suku bunganya diturunkan. Yang terpenting: minta agar selama lima tahun ke depan berhenti dulu membayar cicilan dan bunga.
Cara di atas tidak perlu ilmu tinggi. Itu sudah praktik sehari-hari. Tinggal bicara ke pihak sana: mau seperti itu atau bubar! Brak! Gebrak meja. Lalu pura-pura berdiri untuk pergi.
Grup Sinar Mas pernah punya utang sebesar Rp 120 triliun --di saat perusahaannya belum sebesar sekarang. Utangnya dalam dolar pula. Krisis moneter lagi melanda Asia Tenggara. Sinar Mas tidak mungkin mampu membayar utang itu --bahkan pun hanya membayar bunganya.
Seluruh kekayaan perusahaan diserahkan pun tidak akan cukup untuk membayarnya --kala itu.
Pinternya Sinar Mas, utangnya ke sekitar 70 lembaga keuangan. Dalam dan luar negeri. Bukan hanya ke satu atau dua bank.
Maka Sinar Mas tidak khawatir salah satu bank akan menyita asetnya. Begitu ada bank yang akan menyita, bank lain akan marah.
Akhirnya dari 70 lembaga keuangan itu tidak satu pun yang melakukan penyitaan. Mereka harus bersepakat dulu untuk bertindak. Tidak mudah bersepakat di antara 70 pihk. Jangankan bersepakat, cari waktu rapat pun sudah sulit.
Maka mereka akhirnya "kalah" oleh Sinar Mas. Terserah Sinar Mas saja kapan bisa membayar dan bagaimana cara membayarnya
Akhirnya Sinar Mas bisa menyelesaikan utangnya dengan cara yang luar biasa: dalam 10 tahun utang itu dibekukan. Tidak berbunga. Tidak perlu cicil. Stensil.
Dengan penyelesaian seperti itu Sinar Mas bisa bekerja dengan tenang. Kerja keras cari uang. Akhirnya kembali berjaya. Semua utang terbayar dengan mudahnya.
Garuda kurang lebih juga sama. Hanya saja kurang tuntas. Sudah boleh mencicil utang dengan amat ringannya, ternyata masih sulit. Masih tidak bisa memperbaiki pesawatnya yang rusak.