Tiga Proposal

dr Joao Angelo De Sousa Mota ----
Sangat jengkel kalau misalnya atasan lebih percaya konsultan daripada proposal dirut. Berarti sang dirut dianggap tidak ahli di bidangnya.
Problem terbanyak di BUMN ada di sini: tidak memahami bisnis tertentu tapi punya kuasa untuk memutuskan. Akhirnya mengandalkan jasa konsultan. Hilanglah motivasi eksekutif BUMN untuk maju.
Awalnya saya memahami posisi Danantara: belum punya uang untuk Agrinas Pangan. Lalu saya ingat: uang ada. Hanya Agrinas Pangan kalah dalam prioritas.
Sebagai alumni Norwich University, Joao pasti tidak mudah menyerah. Norwich adalah kampus untuk pendidikan militer yang ternama. Lokasinya di negara bagian paling utara Amerika Serikat: Vermont.
Norwich sudah menghasilkan lebih dari 100 jenderal bintang empat –melebihi kampus militer mana pun.
Apalagi dari Norwich, Joao masih ke UNAM di Meksiko. Tiga pemenang hadiah Nobel asal Meksiko semuanya alumni UNAM --Universidad Nacional Autónoma de México.
UNAM adalah universitas terbesar di Meksiko. Mahasiswanya 350.000 orang. Kampusnya masuk heritage UNESCO. Luasnya 7 km2. Joao kuliah di Centro Escuela Para Estrangero (CEPE) di kampus Ciudad. "Yo hablo Espanyol," kata Joao.
Sebenarnya agak aneh kalau PT Agrinas Pangan tidak punya uang sama sekali. Kalau hanya untuk operasional mestinya punya uang. Bahkan untuk memulai proyek kecil-kecilan sekali pun. Bukankah laba Yodya otomatis pindah buku menjadi saldo keuangan Agrinas Pangan?
Mungkin Joao tidak mau kecil-kecilan. Ia ingin segera punya proyek pangan besar-besaran. Perlu dana besar. Saldo warisan Yodya Karya tidak cukup.
Maka lebih baik mundur.
Lima bulan lagi Agrinas Pangan sudah harus tutup buku. Bagaimana isi laporan keuangannya tahun 2025 kalau di enam bulan pertama perusahaan belum bisa jalan.
Waktu memang cepat sekali berlalu. Sejak Danantara dibentuk, enam bulan lalu, para petani sudah panen dua kali: kecuali Agrinas Pangan. (DAHLAN ISKAN)