Ajak Dai Muda Suarakan Kesadaran Lingkungan

Pembibitan Calon Dai Muda--
KORANOKUTIMURPOS.ID -Staf Khusus Menteri Agama, Farid Saenong, mengungkapkan pentingnya peran dai muda dalam menyuarakan kesadaran lingkungan melalui pendekatan keagamaan atau ekoteologi. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Pembibitan Calon Dai Muda yang digelar di Jakarta.
Farid mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim sangat serius dan dapat mengancam keberlangsungan generasi manusia jika tidak ditangani dengan baik. "Kalau kita tidak berhasil mengelola climate change dengan baik, para ahli bahkan berkata satu generasi manusia bisa hilang," ujarnya.
Menurutnya, isu lingkungan tidak hanya menjadi perhatian ilmuwan atau aktivis, tetapi juga tanggung jawab umat beragama. Oleh karena itu, dai muda perlu memiliki kesadaran iklim yang kuat dan mampu menyampaikannya melalui narasi keagamaan yang mudah diterima masyarakat.
Ia menekankan bahwa bahasa agama merupakan alat yang efektif untuk memperluas pemahaman umat mengenai isu lingkungan. Al-Qur'an dan hadis, katanya, memuat banyak ajaran yang mendukung pelestarian alam. Farid bahkan mengusulkan agar menjaga lingkungan (hifzul bi’ah) dimasukkan sebagai bagian dari tujuan utama syariat Islam (maqashid syariah), sejajar dengan menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
BACA JUGA:Susun Kurikulum Fasolatan, Permudah Masyarakat Belajar Salat
BACA JUGA:Potensi Besar Komoditas Mineral dan Batubara Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
"Konten-kontennya di dalam Al-Qur’an dan hadis sangat banyak dan sangat penting. Seharusnya kita sudah tambah satu poin lagi dalam maqashid syariah, yaitu hifzul bi’ah," jelasnya.
Ia juga menyinggung hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan menanam pohon meskipun hari kiamat tiba, sebagai bentuk tanggung jawab manusia terhadap bumi.
Farid menambahkan, dampak dari setiap tindakan terhadap lingkungan mungkin tidak langsung terasa, tetapi akan diwariskan kepada generasi mendatang. "Kita ini sudah mewarisi bumi dari orang tua kita dengan kualitas tertentu. Ketika kita mewariskan bumi ini pada anak cucu kita, apakah kita ingin mereka menerima dalam kondisi lebih buruk, sama saja, atau lebih baik?" ungkapnya.
Ia berharap, para dai muda tidak hanya memahami pentingnya isu lingkungan, tetapi juga mampu mentransformasikannya menjadi pesan dakwah yang menggugah kesadaran umat. Hal ini dapat dilakukan melalui ajakan menanam pohon, pemanfaatan energi terbarukan, hingga edukasi tentang perilaku bersih dan bertanggung jawab terhadap sampah.
BACA JUGA:Latih Penghulu Agar Tidak Sekadar Jadi Pengadministrasi Akad Nikah
Farid mengajak para dai muda untuk memaksimalkan suara mereka dalam membumikan nilai-nilai ekoteologi di tengah masyarakat. "Satu cara yang efektif adalah dengan meminjam mulut-mulut semua sebagai dai ketika menyampaikan banyak tema ke masyarakat. Salah satunya adalah kesadaran tentang lingkungan ini," pungkasnya.