Harga Karet Tembus Rp 12.500

FLUKTUASI HARGA KARET -- Petani karet di Kecamatan Martapura menyiapkan getah karet untuk dijual ke pengepul, minggu (06/7/2025). Harga karet dua mingguan di OKU Timur saat ini berkisar antara Rp 12.000 hingga Rp 12.500 per kilogram, tergantung kualitas.--

MARTAPURA - Harga getah karet di Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan dalam dua pekan terakhir terpantau stabil di kisaran Rp 12.000 hingga Rp 12.500 per kilogram untuk penjualan dua mingguan. 

Kondisi ini menjadi angin segar bagi para petani yang selama bertahun-tahun dihantui oleh fluktuasi harga yang tidak menentu.

Di Desa Perjaya, Kecamatan Martapura, harga dua mingguan saat ini berada di angka Rp 12.400 per kilogram. Adi, seorang petani karet di desa tersebut, menyambut baik kondisi ini.

Menurutnya, harga tersebut sudah cukup membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga, meski belum bisa dikatakan ideal.

“Minggu kemarin harga masih di Rp 12.400. Untuk minggu ini belum tahu, karena belum nimbang. Tapi kami harap tidak turun. Petani itu hidup dari situ, kalau harga turun, berat sekali kami,” ujar Adi sambil menunjukkan gumpalan karet beku hasil panennya, Minggu (06/07/2025).

BACA JUGA:Balai Rakyat Jadi Tempat Ramah Tamah AKBP Kevin dan AKBP Adik

BACA JUGA:Porprov Sumsel, OKU Timur Raih 3 Perak dan 2 Perunggu

Adi mengaku sudah hampir 20 tahun menekuni pekerjaan sebagai penyadap karet. Setiap hari, ia dan istrinya bangun sebelum subuh untuk menyadap pohon-pohon karet di kebun kecil milik keluarganya. Rutinitas itu mereka jalani tanpa henti, apapun cuacanya.

“Kalau pagi hujan, ya rugi. Kalau musim panas lama, karet bisa kering. Tapi yang paling kami takutkan itu harga. Pernah satu waktu harga jatuh sampai Rp 6.000 per kilo. Itu masa-masa paling susah. Beras naik, BBM naik, tapi karet malah turun. Bingung kami mau makan apa,” kenangnya.

Karena itu, saat harga berada di kisaran Rp 12.000 ke atas, Adi merasa sedikit lega. Meski tidak membuat mereka sejahtera, setidaknya bisa bertahan. Ia berharap ada kepastian harga dari pemerintah atau dukungan berupa akses pasar dan penjaminan harga minimum.

“Kalau ada jaminan harga tidak jatuh, kami bisa lebih tenang. Bisa nabung buat sekolah anak. Sekarang, kalau harga turun lagi, susah mau mikir ke depan. Mau beli pupuk saja kadang ditunda karena takut harga karet anjlok,” ucapnya dengan nada pelan.

BACA JUGA:Sosok AKBP Adik Listiyono Resmi Jabat Kapolres OKU Timur

BACA JUGA:Lapas Martapura MoU Bersama Diskannak OKU Timur Sekaligus Beri Sertifikat Apresiasi

Hal serupa juga dirasakan oleh Widi, petani karet di Kecamatan Belitang. Menurutnya, harga karet di wilayahnya sedikit bervariasi, tergantung pada kualitas getah yang dihasilkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan