Tutup Retret, Tegaskan Kepala Sekolah Rakyat Arsitek Perubahan Sosial

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono resmi menutup retret Kepala Sekolah Rakyat.--
Agus Jabo mengatakan, retret ini bukanlah titik akhir, melainkan titik awal untuk memulai perjalanan yang lebih berarti dan penuh makna ke depannya. Sebab, jelas dia, Kepala Sekolah Rakyat berperan sebagai agen perubahan sosial.
"Retret ini bukan sekadar agenda formal, tetapi sebuah tonggak penting dalam upaya kita membangun pendidikan alternatif yang berpihak kepada masyarakat, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal," urainya.
"Jadi Anda adalah pemimpin agen perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat. Melalui retret ini, kita telah membekali diri dengan wawasan nilai-nilai dan strategi yang dibutuhkan untuk mengelola Sekolah Rakyat secara partisipatif, inklusif, dan berkelanjutan. Harapan kami seluruh peserta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, dan menjadi pelita bagi anak-anak dan warga komunitas di komunitasnya masing-masing," tambah dia.
Selain itu, Agus Jabo juga menjelaskan bahwa retret Kepala Sekolah Rakyat ini bukanlah pendidikan militer, melainkan kegiatan yang melatih pendidikan karakter dan kedisiplinan. Ia menyampaikan, kolaborasi pun dilakukan dengan menggandeng TNI karena mereka memiliki tingkat kedisiplinan tinggi.
BACA JUGA:Vladimir Putin: Indonesia-Rusia Perkuat Kerjasama Sektor Energi hingga Pendidikan
BACA JUGA:Kemenag Latih 100 Kepala KUA Susun Peta Strategis Ketahanan Keluarga
"Memang yang punya kedisiplinan kebetulan tentara, ya sudah, kita berkolaborasi. Tapi tidak ada ya pendidikan militerisme, enggak ada. Pendidikan yang militeristik itu enggak ada, itu saya klarifikasi," jelas Agus Jabo.
"Di sini memang kaitannya dengan pendidikan karakter untuk kepala sekolah dan pendidikan kedisiplinan. Kenapa? Karena nanti di Sekolah Rakyat itu, disamping kemudian siswa-siswa ini kita kasih ilmu pengetahuan, kita juga akan memberikan pendidikan karakter kebangsaan, karakter keagaman, karakter sosial, termasuk keterampilan. Jadi, kita akan berkolaborasi dengan pihak manapun untuk mempersiapkan calon-calon kepala sekolah maupun guru," Agus Jabo menjelaskan.
Sementara itu, salah satu peserta retret, Agus Adibil Muhtar yang merupakan Kepala Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Kartini Temanggung mengatakan, kegiatan ini telah mengajak seluruh peserta untuk berpikir dan belajar mengenai nilai-nilai luhur, keberanian dan semangat kebangsaan.
Menurutnya, retret juga menggugah jiwa pengabdian sebagai kepala sekolah yang berpihak pada anak-anak yang tertinggalkan.
"Kegiatan retret ini telah membuka kesadaran kami bahwa menjadi pemimpin pendidikan juga membutuhkan keteguhan, keteladanan, serta keberanian untuk menjaga nilai dan arah perjuangan bangsa. Retret ini bukan sekadar pelatihan, tetapi tempat kami bercermin, menyadari bahwa tugas kami jauh lebih besar dari sekadar administrasi. Kami adalah pengawal masa depan anak-anak, penjaga nyawa semangat mereka di tengah interpretasi," ujarnya.
"Dengan semangat yang kami bawa dari retret ini, kami siap untuk melanjutkan perjalanan pengabdian kami," tutupnya.