Teknologi Terkini Sibak Jalur Global Migrasi Mamalia Laut

Foto: WWF - konservasi Paus, Mamalia laut berplasenta--
Platform digital baru ini menjawab kebutuhan akan alat konektivitas laut yang berbasis sains dan dapat diakses secara terbuka untuk publik, dengan publikasi metodologi dan desain kolaboratif yang ditinjau oleh para ahli yang akan dirilis pada akhir tahun 2025.
Di Indonesia, upaya konservasi Mamalia Laut ini masih menghadapi berbagai tantangan meskipun wilayah perairannya menjadi jalur penting bagi migrasi berbagai spesies paus besar.
Beberapa kawasan seperti Laut Sawu, Perairan Alor, Laut Banda, Selatan Bali, Perairan Wakatobi diketahui sebagai habitat penting untuk beristirahat, mencari makan, dan bermigrasi bagi paus sperma, paus biru kerdil, serta paus bersirip. Namun, aktivitas pelayaran, perikanan yang tidak selektif, dan kebisingan bawah laut terus mengancam keberadaan mamalia laut ini.
Kemudian Direktur Konservasi Jenis dan Genetik, Ditjen Pengelolaan Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sarmintohadi, S.Pi, M.Si menambahkan, Platform BlueCorridors.org memperkuat upaya global dalam melindungi spesies laut migratori dengan menyediakan data ilmiah yang terbuka dan dapat dipercaya.
BACA JUGA:Pemkot Bogor dan WWF Indonesia Sepakat Tangani Sampah Plastik
Bagi Indonesia, ini menjadi terobosan penting untuk memperkuat kebijakan konservasi berbasis bukti, khususnya dalam pengelolaan paus dan mamalia laut lain yang melintasi perairan kita.
"Kolaborasi internasional seperti ini sangat penting agar perlindungan spesies bisa dilakukan secara terpadu dan lintas batas negara.” terangnya.
Selanjutnya Ranny R. Yuneni selaku Koordinator Nasional untuk Program Spesies Laut Dilindungi dan Terancam Punah, WWF-Indonesia juga menyampaikan, BlueCorridors.org menjadi penghubung antara sains kolaboratif dan aksi nyata di lapangan.
BACA JUGA:Yayasan WWF Indonesia dan Turki Tukar Pengetahuan Pengelolaan Sampah