Jaring Aspirasi Penerima Manfaat Melalui Public Hearing Gempita

Komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam menjawab aspirasi serta kebutuhan rakyat.--
JAKARTA - Komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam menjawab aspirasi serta kebutuhan rakyat.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono hadir dan mendengar langsung aspirasi dari penerima manfaat bantuan sosial dalam Public Hearing Gempita (Gerakan Milenial Pecinta Tanah Air) bersama Kantor Komunikasi Presidendi Jakarta.
Public Hearing Gempita merupakan bagian dari rangkaian kegiatan "Double Check" sebagai giat rutin Gempita yang bekerja sama dengan Kantor Komunikasi Presiden untuk memfasilitasi masyarakat bertemu dengan wakil kebijakan.
Kegiatan yang bertajuk Negara Beri Bukti, Masyarakat Terima Hasil, Agus Jabo bertemu dengan 6 penerima manfaat yang menerima bantuan pemberdayaan usaha, bantuan PKH dan rehabilitasi.
Salah satu penerima manfaat disabilitas sensorik netra, Ahmad Habiballoh (41) menyampaikan kepada Agus Jabo bahwa melalui program rehabilitasi kini ia dapat hidup mandiri di tengah masyarakat. Sebelumnya, Abi sapaan akrabnya, mendapatkan rehabilitasi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi. Kini ia berhasil menjadi instruktur refleksi di sana.
"Melalui Kemensos kami bangun kepercayaan diri kami, mandiri di tengah masyarakat, diberikan pelatihan bidang pijat massage, siatsu," kata Abi.
BACA JUGA:Apresiasi Pembentukan Koperasi Desa dan Siap Jalankan Koperasi Merah Putih
Menanggapi hal itu, Agus Jabo mengatakan bahwa memberikan perlindungan terhadap masyarakat rentan merupakan bagian dari tugas perlindungan sepanjang hayat. "Kemensos melakukan program-program intervensi dan Atensi untuk membantu mereka yang berasal dari keluarga miskin," katanya.
Ia juga memaparkan saat ini Kemensos tengah meluruskan program bantuan. Menurutnya, tidak hanya memberikan perlindungan dan rehabilitasi sosial tetapi juga dengan memberikan pemberdayaan. Sehingga masyarakat yang masih produktif dan menerima bantuan sosial diberikan bantuan pemberdayaan agar mendapatkan penghasilan sendiri dan tidak tergantung kepada bantuan sosial dari pemerintah
"Kita ingin saudara-saudara kita yang kurang mampu, saudara-saudaranya kita yang miskin, bisa berdaya dan negara selalu hadir untuk bisa memberdayakan," ujarnya
Kepada peserta yang hadir, Agus jabo juga menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo. Pertama adalah terkait bansos yang harus tepat sasaran.
"Sekarang Indonesia sudah punya data tunggal sosial ekonomi nasional. Semua harus berangkat dari situ untuk menyusun program-programnya, supaya indikator-indikator pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem bisa kita lihat. Grafiknya bisa kita lihat juga peningkatannya. Dari data tunggal sosial ekonomi nasional itu, kita kemudian bisa tahu jumlah orang miskin di Indonesia berapa, alamat orang miskin di mana, profilnya seperti apa," kata Agus Jabo.
Pesan Presiden yang kedua adalah menurunkan angka kemiskinan Indonesia di bawah 5 persen tahun 2029. "Sekarang ini angka kemiskinan berada di 8,57 persen atau kalau dijiwakan sekitar 24 juta," tambahnya.
Tindak lanjut dari pengentasan dan penghapusan kemiskinan telah diamanatkan presiden melalui Inpres No. 8 tahun 2025. Di situ hampir semua Kementerian mendapatkan tugas, termasuk Pemprov dan Pemkot/Pemkab. "Tugas Kemensos adalah memutakhirkan data, data tunggal sosial ekonomi nasional itu supaya para penerima manfaat bansos tepat sasaran," ujar Agus Jabo.