Melalui Ajang ISSEI 2025, Dukung Transformasi Industri Baja Menuju Indonesia Emas 2045

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza--
“Untuk mendorong investasi dan pengembangan industri, Kemenperin juga memfasilitasi pemberian insentif fiskal berupa tax allowance, tax holiday, dan penyusunan master list bahan baku strategis,” imbuhnya.
Selain itu, Kemenperin aktif mendorong produsen baja dalam negeri untuk menjalin kerja sama dengan Southeast Asia Iron and Steel Institute (SEASI), dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan menerapkan praktik sumber daya yang berkelanjutan.
Langkah ini sangat penting dalam menghadapi tantangan akses pasar global, khususnya menyusul diberlakukannya Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) oleh Uni Eropa.
“Sebagai bagian dari transisi menuju produksi baja hijau, pemerintah telah melaksanakan berbagai inisiatif, antara lain program bantuan bagi industri yang menerapkan praktik ramah lingkungan, penghargaan bagi pemangku kepentingan yang berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, serta penegakan standar industri hijau,” papar Wamen Riza.
Sambil merayakan pencapaian industri baja nasional, Wamenperin juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan visi ke depan dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompetitif.
Inovasi dan kolaborasi berkelanjutan menjadi kunci untuk membuka potensi penuh industri baja Indonesia, sekaligus memenuhi komitmen terhadap keberlanjutan dan dekarbonisasi sebagai tanggung jawab bersama untuk melindungi bumi.
“Summit ini bukan hanya menjadi ajang penguatan hubungan bisnis, tetapi juga forum penting untuk berdiskusi sekaligus kesempatan untuk mengidentifikasi tantangan dan menemukan peluang baru ke depan. Saya sangat berharap, melalui acara ini, kita dapat mempererat kerja sama dan terus membangun ekosistem industri baja yang tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Mari kita berikan kontribusi terbaik bagi kemajuan industri baja Indonesia, mendukung kemajuan nasional, dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.” ujarnya.