Angkutan Batubara Kerap Konvoi Hingga Timbulkan Kemacetan, Gama Gelar Aksi Solidaritas

Gerakan Aliansi Martapura Bersatu (Gama) menggelar aksi solidaritas masyarakat di Jalan Lintas Tengah Sumatera, Sungai Tuha, Kelurahan Sungai Tuha, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur.--
MARTAPURA - Dampak dari Angkutan Batubara yang kerap melakukan aksi konvoi mengakibatkan sering terjadinya Kemacetan di jalan Lintas Sumatera tengah, tepatnya di Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur.
Kemacetan tersebut tentu sangat dikeluhkan masyarakat terutama pengguna jalan. Menanggapi keluhan masyarakat, Gerakan Aliansi Martapura Bersatu (Gama) menggelar aksi solidaritas masyarakat di Jalan Lintas Tengah Sumatera, Sungai Tuha, Kelurahan Sungai Tuha, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur.
Koordinator Gerakan Aliansi Martapura Bersatu (Gama) Habibur Rahman mengatakan, aksi solidaritas masyarakat ini menyikapi keluhan masyarakat terutama pengguna jalan Pasca Hari Raya Lebaran terjadi volume arus lalu lintas yang tinggi terutama pada angkutan Batubara yang melintas di Kabupaten OKU Timur.
"Padahal dari tanggal 8 April kendaraan angkutan batubara diperbolehkan untuk melintas, namun intensitas arus lalu lintas sangat tinggi, sehingga menimbulkan kemacetan yang sangat fatal," tegasnya.
Sehingga kata Habibur, masyarakat terutama pengguna jalan lainnya merasa terganggu. Sebagai wujud empati kepada masyarakat, Gerakan Aliansi Martapura Bersatu (Gama) terpanggil untuk melakukan aksi solidaritas.
"Ini kita lakukan untuk memberikan teguran secara lisan maupun perbuatan. Hari ini kita lakukan aksi solidaritas," jelasnya.
BACA JUGA:Ragam Sejarah Bumi Sebiduk Sehaluan
Gerakan Aliansi Martapura Bersatu (Gama) berharap, ada solusi dari semua pihak untuk dapat mengatur khususnya kendaraan angkutan batubara yang melintas di jalan umum tepatnya di Kabupaten OKU Timur.
"Kita berharap angkutan batubara yang melintas mulai Pukul 21.00 WIB. Kemudian sesuai dengan aturan kendaraan angkutan batubara ini jangan melintas secara konvoi, karena banyak resiko yang ditimbulkan. Karena banyak angkutan batubara yang overload dan overdimenci," pungkasnya.