Perketat Penilaian dan Seleksi Buku Agama, Kemenag Lakukan Uji Plagiarisme

Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) Kementerian Agama melakukan uji plagiarisme dengan software Turnitin dan penelaahan mendalam oleh tim ahli.--

JAKARTA - Kementerian Agama memperketat proses penilaian dan seleksi buku agama. Hal itu salah satunya dilakukan menerapkan uji plagiarisme.

Plagiarisme adalah tindakan tidak etis yang melibatkan penggunaan karya orang lain tanpa memberikan pengakuan yang tepat kepada penulis aslinya. Dalam era digital saat ini, plagiarisme menjadi semakin mudah dilakukan, namun juga semakin mudah dideteksi.

Untuk memastikan buku agama yang akan dinilai terjamin keasliannya, Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) Kementerian Agama melakukan uji plagiarisme dengan software Turnitin dan penelaahan mendalam oleh tim ahli.

Penilain buku dan uji plagiarisme ini berlangsung di Serpong, 16-18 April 2025. Hadir, para peserta dari Pusat PBAL2K Kemenag, Sekretariat BMBPSDM, Kankemenag Jakarta Utara, BRIN, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Institut KH Ahmad Sanusi Sukabumi, Research and Literasi Institut, dan unit kerja Kemenag.

Kepala PBAL2K, Sidik Sisdiyanto, menegaskan bahwa plagiarisme tidak akan ditoleransi. "Kami ingin memastikan buku-buku yang dinilai orisinal, sesuai kriteria, dan tidak salah kategori. Kesalahan klasifikasi akan memengaruhi akurasi penilaian," tegas Sidik di Serpong.

Ada 14 kategori buku agama dengan instrumen penilaian berbeda. Sidik mengingatkan penerbit agar lebih cermat dalam pengajuan, mengingat tahun sebelumnya banyak karya yang "salah kamar", sehingga menghambat proses penilaian.

BACA JUGA:Pacu Ekspor AC Hingga 10 Juta Unit per Tahun

Kegiatan ini tidak hanya fokus pada deteksi plagiarisme, tetapi juga pengecekan substansi, metodologi, dan kesesuaian dengan standar keagamaan. Dua narasumber ahli, Dr. Hatta Raharja dan Dr. Wati Solihat Sukmawati, memandu peserta dalam melakukan verifikasi konten.

"Kami ingin menghasilkan buku-buku agama yang tidak hanya bebas plagiat, tetapi juga mendalam, relevan, dan bermanfaat bagi masyarakat," jelas Sidik.

Buku yang lolos seleksi akan masuk ke tahap penilaian oleh tim ahli dan supervisor. Kerja sama dengan BRIN, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian seperti Research and Literasi Institut menjadi pendekatan Kemenag dalam menguatkan literasi keagamaan berbasis ilmu pengetahuan.

"Dengan sistem seleksi yang makin ketat, Kemenag berharap dapat meningkatkan kualitas buku agama di Indonesia, sekaligus meminimalisasi praktik plagiarisme dan kesalahan klasifikasi yang kerap terjadi sebelumnya. Proses ini akan menghasilkan buku-buku agama berkualitas tinggi, siap menjadi rujukan edukatif bagi masyarakat," tandas Kasubbag TU PBAL2K Sugeng Riyanto.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan