Optimis Tembus Pasar Global, Kemenperin Apresiasi Kinerja Industri Furnitur

Industri furnitur dan kerajinan nasional terus mencatatkan pertumbuhan di tengah kondisi ketidakpastian global.--
KORANOKUTIMURPOS.ID - Industri furnitur dan kerajinan nasional terus mencatatkan pertumbuhan di tengah kondisi ketidakpastian global. Meskipun dihadapi beberapa tantangan, salah satu sub sektor industri agro tersebut menunjukkan angka pertumbuhan terhadap kontribusi perekonomian nasional melalui nilai ekspor dan upaya memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pada tahun 2024, industri furnitur mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Capaian positif ini turut mendongkrak pertumbuhan sektor industri agro yang menyentuh angka 5,20 persen. Industri agro mampu memberikan andil hingga 51,81 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas. Berdasarkan data Expert Market Research, pangsa pasar industri furnitur global sebesar USD660 miliar dan diproyeksikan akan terus tumbuh hingga 4,9 persen pada periode tahun 2025 hingga 2034.
“Oleh karena itu, kami mengapresiasi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) sebagai asosiasi industri furnitur dan kerajinan, yang terus bersinergi dengan pemerintah dan asosiasi lainnya dalam melakukan upaya-upaya yang terbukti membawa efek positif terhadap industri furnitur indonesia, sehingga pasarnya bisa terus berkembang,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 di Jakarta.
Salah satu upaya yang dijalankan HIMKI bersama Dyandra Promosindo yaitu dengan menggelar IFEX 2025, salah satu pameran furnitur dan kerajinan internasional terbesar Asia Tenggara. Penyelenggaraan IFEX dilaksanakan setiap tahun dan tahun 2025 merupakan gelaran yang ke sepuluh. Pameran tahun ini akan menghubungkan pelaku usaha Indonesia dengan lebih dari 12.000 buyers internasional.
Pada gelaran sebelumnya, IFEX menghadirkan sebanyak 13.370 pengunjung yang berasal dari 117 negara. Beberapa di antaranya adalah Australia, Tiongkok, Amerika Serikat, India, Bahrain, Oman, Uni Emirat Arab dan sejumlah negara di kawasan Eropa. IFEX 2024 berhasil mencatatkan transaksi di lokasi sebesar USD300 juta.
BACA JUGA:Perpustakaan Kemenag Gelar CineTalk Ramadan: Nonton dan Diskusi Film Moderasi Beragama
Melihat angka Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari mencapai nilai 53,15, sejalan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia sebesar 53,6, keduanya berada pada level ekspansi. Wamenperin menyampaikan pelaku industri dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk pasar dalam negeri agar tumbuh lebih baik dan semakin berdaya saing.
Apalagi, adanya tren permintaan furnitur saat ini seperti furnitur ramah lingkungan, terintegrasi dengan teknologi (smart features), desain multifungsional, modular hingga customized, mendorong pengusaha industri furnitur dan kerajinan untuk berinovasi melibatkan teknologi dalam proses manufakturnya.
“Contohnya seperti peningkatan penggunaan teknologi 4.0 pada metode pemasaran seperti Augmented Reality (AR) yang dapat mempermudah belanja furnitur secara online. Kemudian dari sisi produksi, teknologi 3D Printing juga semakin banyak digunakan untuk mempermudah proses desain dan mengurangi biaya produksi,” kata Faisol.
Dalam rangka upaya penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur, Kemenperin menyusun berbagai strategi yang berfokus pada fasilitasi ketersediaan bahan baku dengan berkoordinasi bersama kementerian dan lembaga terkait untuk memperbaiki rantai pasok bahan baku industri furnitur melalui fasilitasi Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur.
Kemudian, Kemenperin berfokus pada fasilitasi ketersediaan SDM terampil dengan mendirikan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar dengan mengikutsertakan pelaku industri dalam pameran furnitur internasional. Selain itu, Kemenperin juga fokus pada fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.
Selain kebijakan-kebijakan tersebut, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku industri furnitur, antara lain melalui pemberian fasilitas insentif perpajakan (tax allowance, tax holiday, super deduction tax), preferensi tarif, ketentuan larangan dan pembatasan (lartas), serta kemudahan prosedur ekspor produk jadi dan impor bahan baku.
Wamenperin Faisol mengatakan seluruh pelaku industri furnitur harus mampu terus berinovasi dalam hal desain furnitur, menggunakan bahan baku dan bahan penolong ramah lingkungan, menerapkan teknologi yang lebih efisien, menerapkan konsep circular economy, sehingga dapat menghasilkan produk furnitur yang inovatif, berbasis eco-design, dan marketable.
“Dengan upaya maksimal dari seluruh pelaku industri dan dukungan dari stakeholders terkait, saya optimis kita akan bisa meningkatkan produktivitas industri furnitur, meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan pasar di dalam maupun luar negeri,” tegas Wamenperin.