Dorong Investasi Industri Berkelanjutan Melalui World Expo 2025 Osaka

Dirjen KPAII Kemenperin, Tri Supondy--

KORANOKUTIMURPOS.ID - Pemerintah Indonesia secara resmi memulai persiapan partisipasi dalam World Expo 2025 Osaka sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan peluang investasi sektor industri manufaktur berkelanjutan. Ajang ini diharapkan menjadi jendela bagi dunia untuk melihat potensi industri Indonesia yang semakin kuat dalam menghadapi tantangan global.                        

“World Expo 2025 Osaka akan menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok industri global. Keikutsertaan Indonesia di Expo 2025 Osaka bukan sekadar ajang promosi, tetapi langkah strategis dalam menarik investasi berkualitas ke sektor industri nasional,” ujar Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian (Dirjen KPAII Kemenperin), Tri Supondy di Jakarta.

Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja sektor industri Indonesia terus menunjukkan ketahanan yang baik. Capaian realisasi investasi pada Tahun 2024 sebesar Rp697,5 Triliun, tumbuh sebesar 23,4% dibanding Tahun 2023. 

Investasi terbesar pada Tahun 2024 meliputi Industri Logam Dasar (Rp231,1 Triliun), diikuti oleh Industri Makanan (Rp104,1 Triliun), Industri Kertas dan Barang dari Kertas (Rp77 Triliun); Industri Bahan Kimia & Barang dari Bahan Kimia (Rp65,8 Triliun), dan Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer (Rp26,2 Triliun). 

BACA JUGA:Sinergi Kembangkan Perpustakaan Masjid

Sedangkan di sisi penyerapan tenaga kerja, pada bulan Agustus 2024, penyerapan tenaga kerja di sektor industri nonmigas tergolong tinggi, dengan angka 19,96 juta orang atau 13,79% dari total tenaga kerja industri.

Sementara itu, subsektor seperti industri makanan dan minuman, industri logam dasar, industri kertas dan barang dari kertas, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, serta industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi-trailer juga turut menopang pertumbuhan industri. 

Keunggulan daya saing industri manufaktur Indonesia semakin terlihat melalui peningkatan ekspor dan investasi di sektor ini.

Selain itu, tren investasi sektor industri juga terus meningkat, mencerminkan kepercayaan investor terhadap kebijakan ekonomi dan industri Indonesia. 

Negara-negara mitra dari kawasan Asia masih mendominasi Penanaman Modal Asing (PMA), dengan Singapura, RRT, dan Hongkong sebagai investor terbesar. Peningkatan investasi ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan regulasi yang kondusif serta memberikan insentif bagi pelaku usaha yang berinvestasi di sektor industri strategis.

Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan industri yang mendorong investasi, termasuk penyederhanaan perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS), pemberian insentif pajak, serta berbagai kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam dalam negeri. 

Program Making Indonesia 4.0 juga terus dikembangkan untuk mempercepat transformasi industri berbasis digital dan inovasi teknologi.

Dalam mendukung pengembangan industri yang ramah lingkungan, Indonesia juga berfokus pada kawasan industri hijau. Pemerintah mendorong pembangunan Eco Industrial Park (EIP) yang mengadopsi konsep keberlanjutan, efisiensi energi, dan penggunaan energi terbarukan. 

Langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing industri nasional tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur berkelanjutan di kawasan Asia. Upaya ini juga selaras dengan komitmen Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek pembangunan industri yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan