Anak Pungut

Catatan dahlan Iskan--

"Saat menyerahkan hasil buruan Pak Mudrick selalu mengingatkan ke mereka bahwa itu binatang haram. Risiko ambil sendiri," ujar Boyamin. Biasanya Mudrick berburu di sekitar Wonogiri-Pacitan.

Yang mengesankan dari perilaku politik Mudrick, kata Boyamin, adalah kemurnian perjuangannya. Mudrick melarang calon-calon anggota DPRD diganggu. Partai tidak boleh minta uang dari caleg. Mereka sudah berjuang untuk partai kok masih dimintai uang.

Ketika Orde Baru jatuh, Mudrick juga tidak jadi apa-apa. Jabatannya di pengurus partai juga begitu-begitu saja. Ia tidak mau ketika diminta jadi caleg DPR Pusat. Juga tidak mau diminta jadi pengurus di DPP partai.

Ketika Jokowi terpilih kali pertama sebagai wali kota Solo, Mudrick diangkat sebagai semacam penasihat wali kota.

Setahun kemudian Mudrick sudah kembali ke pribadi aslinya: oposisi. Sejak itu ia konsisten mendemo Jokowi.

Pun ketika kian tua. Kian banyak sakit. Ia terus saja demo. Sakitnya bukan sakit fatal. Operasi kaki, usus, saluran darah, dan banyak lagi.

"Di masa tua, ayah total melakukan 16 kali operasi," ujar Damar.

Rupanya operasi dan demo bisa berjalan seiring.

Sebulan lalu Mudrick kena serangan jantung. Ia dilarikan ke rumah sakit. Dipasangi ring. Dua buah. Sehat kembali. Lalu pembuluh darahnya bermasalah. Masuk rumah sakit lagi.

"Dalam sebulan terakhir beliau tiga kali masuk ICU," ujar Damar. Sampai akhirnya meninggal dunia Minggu kemarin.

Belum tahu siapa yang akan mengurus koleksi benda antiknya. Semua masih tersimpan aman di rumahnya. Masih ada istri yang tinggal di rumah itu.

"Rumah saya hanya 100 meter dari rumah orang tua," ujar Damar. 

Jelas Damar mewarisi hobi ayahnya meski tidak sama persis. Kini Damar berbisnis copy berang-barang antik. Misalnya barang-barang antik etnik dari kayu jati.

Kalau pewaris jiwa pergerakannya sudah jelas ada: anak pungutnya itu.(Dahlan Iskan)

 

Tag
Share