Anak Pungut

Catatan dahlan Iskan--

Salah satunya Boyamin yang saat itu masih mahasiswa hukum semester lima.

Tentu banyak tokoh PPP yang protes. Mereka takut tergeser dari kursi DPRD. Apalagi orang seperti Boyamin ditempatkan di ''nomor jadi''. Yakni nomor urut empat. Pasti jadi. Sebelum itu saja PPP sudah punya enam kursi.

Mudrick tahu Boyamin sering ikut demo mahasiswa. Anti Orde Baru. Anti Soeharto. Cocok dengan sikapnya sendiri.

Dan lagi Mudrick kenal kakak Boyamin: Ketua PPP Ponorogo. Boyamin pun dianggap kader murni PPP.

Strategi Mudrick berhasil. PPP mendapat 15 kursi. Meroket. Yang protes karena dapat ''nomor sepatu'' pun puas. Ternyata tetap terpilih.

Memang situasi politik saat itu sangat menguntungkan PPP Solo. Megawati lagi terzolimi –pun oleh partainyi sendiri.

Mudrick menemui Mega. Bikin gerakan bersama di Solo. Nama gerakannya Anda sudah tahu: Mega Bintang. Bintang adalah lambang PPP saat itu –sebelum berganti gambar Kakbah.

Mudrick juga bikin gerakan lain: putihisasi pohon di sekitar alun-alun Solo. Itu sebagai perlawanan gerakan kuningisasi yang dilakukan Golkar: semua pohon dicat kuning.

Heboh lagi. Heboh besar. Tidak seheboh Mega Bintang tapi heboh. Dianggap terlalu berani melawan dominasi Golkar.

Mudrick ditangkap. Diajukan ke pengadilan. Ia bebas. Penyebab bebasnya: jaksa salah dalam mengenakan tuduhan. Pasal tuduhan pidana biasa dicampur dengan tuduhan pidana ringan.

Tuduhan itu ditolak hakim. Dua jenis tuduhan seperti itu tidak bisa dijadikan satu. Pidana biasa harus ditangani hakim majelis (tiga orang). Pidana ringan cukup satu hakim.

Mudrick benar-benar merajai perpolitikan Solo. Ia jadi tokoh besar PPP. Ia jadi simbol sukses PPP di Solo.

Rupanya banyak pendukung Mega di Solo mencoblos dengan tutup mata: tepat di bintang. Di zaman akhir Orde Baru itu hanya ada tiga partai yang ikut Pemilu: PPP, Golkar, dan PDI (tanpa P).

Nama Mudrick top di atas top. Tapi ia tidak jadi apa-apa. Tetap jadi pribadi Mudrick. Yang mencintai bisnis batik, cinta barang antik, dan hobi berburu. Ia dikenal sebagai penembak jitu.

Yang ditembak bukan banteng, tapi celeng. Ia tahu di mana ladang berburu yang banyak babi hutannya. Hasil buruannya itu diserahkan ke penduduk sekitar hutan.

Tag
Share