Miliki Cita Rasa Khas, Kopi Nusantara Merambah ke Pasar Ritel
MENGEMAS: Pemilik Kopi Nusantara Mas Rukhan ketika mengemasi kopi ke dalam kemasan untuk dikirim ke pasar ritel.--
"Kita disupport dan dimotivasi sama beliau untuk mengembangkan kopi yang awalnya hanya biasa-biasanya yang dikemasi plastik lalu saat ini sudah kemasan elegan. Alhamdulillah berkat motivasi beliau kopi Nusantara dengan prosesnya menjadi seperti sekarang ini dan dapat masuk ke alfamart, UB mart," bebernya.
BACA JUGA:Dalam Rangka HUT OKU Timur ke 21, Rapat Paripurna DPRD Berlangsung Khidmat
BACA JUGA:Wujudkan Lapas Martapura Zero Narkoba, Lapasmar Gandeng BNNK Gelar Bimtek Untuk WBP
Lebih lanjut ia menyampaikan, kalau untuk bahan baku kopinya dari Kabupaten OKU. Karena disini tidak punya tanaman kopi jadi ia mengambil kopi di Dusunnya di daerah Ulu Ogan, OKU.
"Untuk sementara ini saya mengambil kopi di satu petani, satu kebun di tempat orang tua saya itu. Alhamdulillah saat ini masih mencukupi untuk pemenuhan bahan baku. Namun tidak menuntut kemungkinan jika kopi Nusantara ini berkembang bisa mengambil dari petani lain," terangnya.
Lalu untuk produksi per bulan itu bisa mencapai 200 sampai 300 bungkus kemasan. Jika dalam kilogram itu bisa mencapai 150 kilogram dalam satu bulan.
Selama proses ini tantangan pertama adalah corona. Karena baru mulai tiga bulan sudah ada corona.
"Alhamdulillah kami dengan seadanya dan support dari pak Kholid Mawardi, sehingga kami dapat bertahan. Dimana waktu itu, pak Kholid Mawardi membeli kopi Nusantara ini dan dibawa ke pengajian," ceritanya.
Lalu untuk harga kopi sendiri ia menuturkan mengikuti harga pasaran yang naik. Saat ini harga biji kopi mencapai Rp 100.000. Hal ini tentunya mempengaruhi harga jual kopi Nusantara.
BACA JUGA:Baznas Bersama Pemkab OKU Timur Berikan Santunan 1.000 Orang
BACA JUGA:Capaian Kabupaten OKU Timur di Usia 21 Tahun, Enos: Indikator Keberhasilan Pembangunan
"Awalnya kami menjual kopi Nusantara kemasan diharga Rp 20.000 per pcs. Namun karena harga kopi naik drastis saat ini kami jual Rp 30.000 di rumah industri dan Rp 35.000 di pasar ritel," terangnya.
Lanjutnya, dalam satu bulan ia mendapatkan omset kurang lebih Rp 8.000.000 sampai Rp 10.000.000.
Ia juga mengaku untuk saat ini terkendala diperalatan yang masih lama belum diperbaharui.
"Karena banyak pemesanan kendala kami di peralatan, jadi kita sangat ekstra. Karena peralatan saat ini kapasitanya kecil belum besar," ucapnya.