Lia James

Rabu 15 May 2024 - 10:00 WIB
Reporter : rama
Editor : Ruandy

BACA JUGA:James Surip

Yang terakhir itu rasanya saya tidak perlu. Senam dansa saya sudah melebihi jalan kaki. Dan lagi saya sudah lulus jalan kaki dari Mekah ke Arafah. Waktu naik haji dulu. Lebih jauh dari 20 km. Pulang pergi pula.

Jemaah haji umumnya naik bus ke Arafah. Tapi Rizal Effendy dan Zainal Muttaqin menantang saya untuk jalan kaki saja. Dua direktur perusahaan saya itu hampir 10 tahun lebih muda.

Saya ganti menantang Nino dan satu lagi yang lebih muda lagi. Terbersit sedikit kesombongan; saya harus lebih kuat dari dua yang termuda itu.

Jadilah berlima jalan kaki. Dari Mekah setelah Asar. Sekitar pukul 4.30 sore. Tiba di Arafah jam 11.00 malam. Kelak di tahun 2010 Rizal jadi Wali Kota Balikpapan.

Dua yang termuda itu mampu meruntuhkan kesombongan saya: Mekah-Arafah itu enteng bagi mereka. Saya baru tahu setelah di Arafah: mengapa dua pemuda itu tetap segar saja. Ternyata mereka sudah biasa ikut Sumo --jalan kaki tahunan dari Surabaya ke Mojokerto, 50 km.

James tidak harus latihan. Nafasnya terlihat lebih berat dibanding umurnya. Dan lagi di Camino ini James sudah dianggap lulus tanpa harus berjalan kaki. Ia boleh naik mobil. Di jalur mobil. Di jalan raya. Sekalian mengangkut bagasi istri dan anaknya. Juga bagasi saya kelak. Insyaallah.

James lulus otomatis?

BACA JUGA:Tim Sukses

"Betul. Semua orang yang bernama James boleh tanpa jalan kaki di Camino," ujar Lia. James membenarkan itu.

Ketika berangkat jalan kaki dari Sarria, Lia membawa 'paspor Camino'. Dia pun minta paspornyi distempel petugas di Sarria, pedalaman Spanyol. Dapat satu stempel. Sarria hanya sebuah desa, 100 km di timur Santiago.

Tidak ada upacara pemberangkatan. Semua orang berangkat sendiri-sendiri. Tidak ada pula titik pemberangkatan. Boleh dari mana saja. Pun dari hotel.

Tidak jauh dari hotel Lia ada gereja kecil. Lia bertiga mampir untuk berdoa.

Di tengah perjalanan, Lia minta stempel lagi ke petugas yang ada. Sehari paling tidak harus ada dua stempel di 'paspor Camino'. Lia pun memperlihatkan paspor Camino-nyi: penuh stempel. Lima hari kali dua stempel.

Stempel itu untuk membedakan mana yang Camino beneran dan mana yang mencuri rute. Lia memilih satu etape lebih 20 km. Ada yang 22 atau 24. Agar etape terakhir tidak sampai 20 km.

Lia berusaha harus sudah sampai Katedral di Santiago sebelum pukul 12.00. Maksudnyi: agar bisa ikut misa yang jam 12.00 siang. Lewat dari itu baru bisa ikut misa yang jam 17.00. Hanya ada dua kali misa untuk umum di Katedral St James setiap hari.

Kategori :

Terkait

Sabtu 24 Aug 2024 - 11:07 WIB

Sembahyang Rebutan

Minggu 11 Aug 2024 - 08:55 WIB

Tolong Riba

Sabtu 27 Jul 2024 - 12:32 WIB

260 Disway